Grid.ID - Belum lama ini Indonesia kembali dilanda bencana alam di Palu dan Donggala.
Gempa dengan skala 7,7 SR disusul dengan tsunami yang menghantam seluruh bangunan di sekitarnya.
Gempa jadi penyebab adanya helombang tsunami yang terjadi di Palu dengan ketinggian 0,5 meter, pantai Donggala kurang dari 50 sentimeter dan pantai Mamuju dengan ketinggian 6 sentimeter.
Baca Juga : So Klin 'Bright Is You’ Pop Up Market , Wujudkan Apresiasi Kreativitas Wanita Indonesia
Duka masih sangat terasa, banyak korban yang berjatuhan akibat gempa dan tsunami tersebut.
Namun usai air surut, banyak masyarakat yang kelaparan dan kedinginan.
Hingga akhirnya minimarket dan pasar swalayan jadi sasaran sejumlah warga di Kota Palu yang berebut makanan pada Minggu (30/9/2018).
Saking susahnya mencari makanan, Alfamidi dan BNS (Bumi Nyiur Swalayan) dijarah," ucap Abdullah yang merupakan salah satu warga.
Hal ini terjadi akibat belum meratanya bantuan berupa makanan untuk mencukupi kebutuhan warga kota Palu dan sekitarnya.
Baca Juga : Seorang Pria Tak Sengaja Temukan Uang Sebesar Rp3,8 Miliar yang Berserakan di Jalan
Dapur umum pun belum banyak didirikan pasca gempa dan tsunami.
Selain itu, Kepala Pusat Data Informasi, dan Humas BNBP Sutopo Purwo Nugroho juga mengatakan air bersih menjadi kebutuhan mendesak di Palu.
"Air berubah keruh, kering, sehingga tidak bisa dikonsumsi. Air bersih jadi kebutuhan mendesak untuk masyakat Palu," Kata Sutopo dilansir Grid.ID dari Banjarmasin Post.
Baca Juga : Sule Dianggap Memiliki Sifat Kasar, Itu yang Jadi Faktor Perselingkuhan Lina dengan Teddy
Tak hanya swalayan yang jadi sasaran jarahan para warga, sejumlah SPBU pun turut dijarah.
Hingga saat ini belum banyak SPBU yang beroperasi seperti semula.
Semoga warga Palu dan sekitarnya segera mendapatkan bantuan secara menyeluruh dari pemerintah. (*)