Motif batik pada brownies buatan Ani dibuat secara manual dengan menggunakan tangan.
"Motifnya itu pakai adonan yang diberi pewarna makanan.
Terus bikin motifnya itu saya bikin manual dengan tangan, ya seperti membatik itu.
Saking miripnya banyak konsumen yang mengira kalau brownies ini kain batik", kata Ani menjelaskan.
Baca Juga : Happy Salma Ajak Masyarakat Sadar Makna Batik Lewat Film Sekar
Ada sekitar 10 motif batik yang menghiasi brownies-brownies Ani.
Motif yang paling banyak diminati adalah motif Kawung, Parang, Sidomukti, Sekar Jagat dan Jarik Gendong.
Selain brownies, motif batik kini juga bisa kamu temukan pada furnitur rumah tangga.
Dua perusahaan rintisan anak muda Indonesia, Fabelio dan Negarawan mengeksplorasi batik sebagai motif pada produk furnitur yang mereka tawarkan.
"Ini kearifan lokal yang harus menjadi kekuatan dan keunggulan kita.
Sejak ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia, kami ingin menyebarkan kearifan lokal ini pada produk kami agar semakin bisa bersaing dengan asing", terang Aditya, Chief Marketing Officer Fabelio.
Motif-motif batik itu menghiasi beberapa produk furnitur seperti lemari kabinet, kursi, koleksi bantal sofa, credenza dan sofa dengan berbagai makna di baliknya.
Seperti motif batik glagah kurung yang melambangkan pengendalian diri dan parang curio sebagai representasi perlawanan sifat buruk.
Ada pula motif lereng cuwiri sebagai bentuk puncak kemuliaan, lung asih yang menyimbolkan toleransi dan saling mengasihi, serta lereng prana jiwa yang melambangkan ketajaman rasa.
Selanjutnya ada kayonan yang menggambarkan keseimbangan, ceplok arjuna untuk sifat-sifat kepemimpinan dan cendrawasih sebagai bentuk dari sifat eksotisme. (*)