Grid.ID - Pasca gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, Sabtu (28/9) lalu, salah satu warga, Abdullah mengungkapkan jika belum banyak bantuan makanan yang datang untuk mencukupi kebutuhan warga Kota Palu dan sekitarnya.
"Susah cari makan, Alfamidi dan BNS (Bumi Nyiur Swalayan) dijarah," kata Abdullah.
Selain itu, belum banyak dapur umum yang didirikan.
Baca Juga : Perjuangan Pasha dan Adel Menyelamatkan Diri dari Gempa dan Tsunami
Kepala Pusat Data Informasi, dan Humas BNBP Sutopo Purwo Nugroho juga mengatakan air bersih menjadi kebutuhan mendesak di Palu.
"Air berubah keruh, kering, sehingga tidak bisa dikonsumsi. Air bersih jadi kebutuhan mendesak untuk masyakat Palu," Kata Sutopo.
Pantauan Kompas.com, penjarahan juga terjadi di sejumlah SPBU di Kota Palu. Sebab, belum banyak SPBU yang beroperasi.
Baca Juga : Gempa Palu : Potret Wawali Pasha, dari Angkat Galon Hingga Jenazah
Sebelumnya, gempa berkekuatanmagnitudo 7,4 dan tsunami yang terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
Selain itu, gempa juga menyebabkan gelombang tsunami yang terjadi di Pantai Palu dengan ketinggian 0,5 sampai 1,5 meter, pantai Donggala kurang dari 50 sentimeter, dan Pantai Mamuju dengan ketinggian 6 sentimeter.
Baca Juga : Hari Batik Nasional: 4 Wisata Budaya Batik di Pulau Jawa yang Bisa Kamu Kunjungi
Barikut Foto-fotonya diambil dari Kompas.com: