Find Us On Social Media :

Peringati Hari Batik Nasional, Christine Hakim Punya Arti Tersendiri Memaknainya

By Corry Wenas Samosir, Selasa, 2 Oktober 2018 | 15:40 WIB

Christine Hakim saat Grid.ID, di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (1/10/2018).

Laporan Wartawan Grid.ID, Corry Wenas Samosir

Grid.ID - Dalam memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober, aktris Christine Hakim mempunyai arti tersendiri dalam menilai batik. Menurutnya, batik adalah sebuah sarana meditasi.

"Bicara batik. Saya sendiri mencintai batik. Batik bukan hanya sebatas material buat saya. Sebuah peradaban manusia Indonesia,"

"Semakin saya tahu batik seperti bagaiamana prosesnya dan apa itu batik, produk budaya manusia Indonesia," ujar Christine Hakim saat Grid.ID, di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (1/10/2018).

Baca Juga : Promo Hari Batik Nasional 2018, Cukup Pakai Batik Dapatkan Diskon Ayam Goreng hingga Servis Motor Gratis!

Sejak mengetahui makna batik melalui wawancaranya dengan Iwan Tirta, Christine Hakim tak khawatir jika banyak ditiru negara lain karena batik sudah ada dari zaman dulu kala rakyat Indonesia ada.

"Justru semakin saya tahu batik bagaimana prosesnya dan apa itu batik betul-betul sebagai produk budaya manusia Indonesia,"

"Saya tidak khawatir sama sekali batik bisa ditiru bangsa lain. Karena ya ini adalah produk dari kehidupan manusia Indonesia," ucapnya.

Baca Juga : Hari Batik Nasional, Berikut Makna di Balik 4 Motif Batik dari Pulau Jawa

Bahkan saat ia syuting di Yogya, motif batik itu tak ada yang sama. Menurutnya, motif batik dan warnanya itu dilakukan sesuai dengan ekspresi pembuatnya.

"Saat berkunjung ke beberapa pabrik bain ini hanya piece of materiil," tuturnya

Kendati begitu karena batik adalah warisan budaya Indonesia, wanita yang telah bermain puluhan film itu mengajak masyarakat Indonesia agar tetap menjaga batik agar dapat diketahui para generasi selanjutnya.

Baca Juga : Perkembangan Motif Batik di Indonesia, dulunya Hanya Sehelai Kain Kini Jadi Motif Makanan dan Furnitur

"Ya memang kalau tidak ada nafas manusia Indonesia maka tidak akan ada batik lagi. Selama ada nafas dan mau menjaga insya Allah batik bisa dijaga karena kebanggan kita," pungkasnya.

(*)