Pelemahan nilai rupiah disebabkan oleh sentimen terhadap aset negara-negara berkembang dan harga minyak dunia yang melonjak.
Sepanjang tahun 2018 saja, rupiah melemah hampir 10%.
Kenaikan suku bunga acuan AS juga mendorong penguatan nilai tukarnya terhadap mata uang negara lain.
Khoon Goh, Kepala Riset ANZ Banking Group Singapura menuturkan bahwa jika sentimen terus berlanjut, rupiah bisa terus melemah hingga level Rp15.200 per dollar AS.
Industri makanan dan minuman akan ikut mengalami dampak dari pelemahan rupiah.
Diberitakan oleh Kompas.com, jika kurs tak kunjung membaik, kenaikan harga diperkirakan terjadi di akhir 2018 atau awal 2019.