Laporan Wartawan Grid.ID, Puput Akad
Grid.ID - Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung baru saja mengungkapkan temuan yang mencengangkan.
Dilansir Grid.ID dari Tribun Lampung pada Selasa (2/10/2018), Direktur PKBI Lampung, Dwi Hafsah Handayani menyatakan terdapat 12 siswi SMP di satu sekolah di Lampung yang diketahui hamil.
Siswi SMP yang diketahui hamil tersebut masih duduk di bangku sekolah kelas VII, VIII, dan IX.
Sayangnya, Dwi Hafsah Handayani tidak memberikan kepastian mengenai kapan kejadian tersebut terjadi.
Ketika ditanya mengenai perkembangan kasus ini, ia menjawab sebagian dari siswi yang hamil tersebut telah dinikahkan, tetapi sebagian lainnya belum diketahui nasibnya.
Baca Juga : Dikenal Baik dan Ramah, Seorang Guru Nekat Bawa Kabur Siswinya ke Bumi Perkemahan
Fakta mencengangkan lainnya diungkapkan oleh Koordinator Pencegahan HIV PKBI Lampung, Rachmat Cahya Aji.
Rachmat mengungkapkan persoalan kehamilan dini di kalangan pelajar rupanya telah terjadi secara merata di Lampung.
"Ada sekolah yang dalam lima tahun terakhir tidak ada kasus kehamilan yang tidak diinginkan. Kasus 10 siswi SMA hamil itu terjadi pada 2016, itu terjadi di satu SMA," jelasnya.
Menurut Rachmat, penyebab utamanya adalah pengetahuan pelajar tentang kesehatan masih minim, ditambah lagi pendidikan seks masih dianggap tabu di Indonesia.
"Sehingga banyak remaja tidak mengetahui akibat dari perilaku seks yang berisiko, yang mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan,” Rachmat Cahya Aji menambahkan.
Pihak PKBI Lampung sebenarnya telah membuka kesempatan konseling kepada para pelajar yang ingin bertanya soal masalah seksual.
Rachmat Cahya Aji mengungkapkan sesi konseling tersebut turut menguak fakta yang tak kalah mengejutkan tentang perilaku seks di kalangan pelajar di Lampung.
Sebanyak 20 persen dari seluruh pelanggan pekerja seks di Lampung ternyata berasal dari kalangan pelajar SMA.
Baca Juga : Siswi di Kenya Rela Lakukan Hubungan Badan Demi Mendapatkan Pembalut
"Bahkan sekarang itu, banyak pelajar SMA yang ke lokalisasi. Bahkan, 20 persen pelanggan pekerja seks itu adalah pelajar SMA. Jadi dari 10 pelanggan seorang pekerja seks, itu 2 orang di antaranya adalah pelajar. Mereka itu awalnya ingin coba-coba, tahu dari teman, sampai ada yang langganan meski jarang-jarang. Bahkan ada pelajar yang pacaran sama pekerja seks," kata Rachmat seperti dilansir Tribun Lampung.
Tarif pekerja seks di Lampung sendiri cukup bervariasi, mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta.
Mengingat pelajar umumnya memiliki dana yang terbatas sehingga tak jarang mereka memilih pekerja seks yang telah berumur agar mendapat tarif yang lebih murah.
Akibatnya, sebagian dari mereka ada yang terkena penyakit seksual menular, seperti seperti sifilis dan kencing nanah.
Atas temuan PKBI Lampung tersebut, Toni Fiser selaku Ketua Komnas Perlindungan Anak Lampung mengaku prihatin dan kaget.
Ia mengakui data yang terkumpul di Komnas Perlindungan Anak Lampung terkait kasus kekerasan anak, termasuk kehamilan di usia belia, terus meningkat dari tahun ke tahun.
Baca Juga : Pernikahan Dini, Bocah SD Umur 13 Tahun di Sulawesi Selatan Nikahi Remaja Putri ABG Siswi SMK
"Sedih, berarti ada kurang pengawasan dari orangtuanya karena sumber masalah anak kan dari rumah. Periode September 2018 sudah ada 5 kasus serupa yang masuk, padahal tahun lalu hanya dua kasus. Ini butuh peran semua pihak terutama orangtua. Tapi kita jadikan ini untuk rehabilitasi bukan sebagai kasus," ungkap Toni Fisher.
Menurut Toni, kehamilan dini yang dialami 12 siswi SMP tersebut secara tidak langsung merupakan korban dari perbuatan orang dewasa di sekitarnya.
Kondisi yang tidak nyaman di rumah bisa menjadi penyebab anak-anak tersebut mencari kenyamanan di luar, entah dari pasangan maupun pacarnya.
Kondisi tersebut berujung pada kejadian yang melampaui batas, contohnya kasus kehamilan di usia dini yang telah diungkap PKBI Lampung sebelumnya.
"Terlebih keberadaan gadget dan mudahnya mengakses berbagai informasi seperti saat ini. Saya juga berbagai informasi seperti saat ini. Saya juga baru mendapat konseling dua remaja SMA berpacaran, sama-sama dari keluarga brokenhome. Cari kenyamanan di luar dan kemudian hamil," tambahnya.
Baca Juga : 6 Fakta Pernikahan Anak Berusia 13 Tahun dengan Siswi SMK di Bantaeng Sulawesi Selatan
Pada kesempatan itu, Toni Fisher turut mengungkap fakta yang tak kalah mengejutkan.
Kasus kehamilan di luar nikah rupanya menempati peringkat kedua setelah kasus bullying sebagai kasus kekerasan yang sering menimpa anak-anak khususnya di kalangan pelajar.
Oleh karenanya, Toni mengingatkan para orangtua untuk lebih memperhatikan perkembangan anak.
Sebaiknya orangtua tidak hanya mencukupi kebutuhan finansial anak semata, tetapi juga kebutuhan psikologisnya, salah satunya dengan menyisihkan waktu bersama anak
"Punya waktu bareng anak di jam 6 sore sampai 9 malam. Melakukan 3B: belajar, bicara, bermain. Itu perlu untuk melihat perkembangan anak," kata Toni Fisher. (*)