Find Us On Social Media :

Mitos 'Batik Gentongan' Tanjungbumi, Bangkalan - Madura. Proses Pencelupan Menggunakan Gentong Berusia Ratusan Tahun Lho!

By Dianita Anggraeni, Rabu, 3 Oktober 2018 | 21:35 WIB

Setelah didapat warna yang diinginkan maka selanjutnya dilakukan proses ‘lorotan’ yaitu melorotkan lilin yang ditorehkan saat lilin dalam keadaan cair menggunakan canting pada kain yang telah digambari dengan air mendidih.

Proses gentongan ini juga sarat dengan mitos rakyat setempat. Dulu, masyarakat percaya bahwa sebelum proses perwarnaan kain dimulai, mereka harus membuat ritual singkat agar segala proses dapat berhasil dilakukan.

Selain itu mereka percaya bahwa, proses pewarnaan harus dihentikan selama satu minggu apabila ada warga desa setempat yang meninggal dunia.

Baca Juga : Sempat Kepergok Ribut dengan Anang, Ashanty Ungkap Penyebabnya

Dari penjelasan diatas terlihat bahwa bagaimana hubungan sosial masyarakat Madura yang penuh toleransi.

Selain itu masyarakat Madura juga menjunjung tinggi budaya bahwa batik adalah salah satu pencitraan kekayaan dan kebanggaan.

Batik mereka gunakan untuk disimpan, seperti pada umumnya diperlakukan layaknya emas atau tabungan.

Baca Juga : Manggung di Hong Kong, Via Vallen Bawakan Lagu DDU-DU DDU-DU

Atau bahkan disimpan untuk diberikan kepada keturunannya sebagai tanda cinta kasih, tak heran mereka memperlakukan batik dengan sepenuh hati.

Pincky Sudarman selaku CEO PT. Alun Alun Indonesia Kreasi mengucapkan sebuah pepatah dalam menyambut Hari Batik Nasional 2018 kali ini.