Laporan Wartawan Grid.ID, Dianita Anggraeni
Grid.ID - Batik adalah salah satu kekayaan Indonesia yang tak ternilai serta menjadi harta karun budaya turun temurun yang diturunkan ke setiap generasi dan telah dicatat sebagai warisan budaya dunia (world heritage).
Untuk memperingati Hari Batik Nasional pada tahun 2018 ini, Alun Alun Indonesia menggelar beberapa rangkaian acara yaitu antara lain, Pameran Batik (25 September – 15 Oktober 2018) & Temu Wicara (3 Oktober 2018) bertempat di Galeri Alun Alun Indonesia, Grand Indonesia Shopping Town, Lantai 3 West Mall.
Alun Alun Indonesia adalah sebuah wahana one stop shopping yang dihadirkan untuk melihat Indonesia dari dekat.
Baca Juga : Permintaan Penuh Arti Ringgo Agus Rahman di Pertambahan Usia Sabai Dieter
Dengan tagline ‘Inspiring Innovations’, Alun Alun Indonesia merupakan tempat berbelanja yang menyediakan produk-produk kontemporer-inovatif yang terinspirasi dari kekayaan warisan budaya Indonesia.
Acara talkshow kali ini bertajuk “Menguak Mitos Batik Gentongan Tanjung Bumi, Bangkalan-Madura” menghadirkan Ibu Siti Maimona (Pemilik Pesona Batik Madura), IbuQoreina Ginting (Kolektor Batik), Ibu Wita (Pelukis Batik), Ibu Pincky Sudarman (CEO PT. Alun Alun Kreasi Indonesia) dan didukung oleh Bank BRI, yang kemudian akan dilanjutkan dengan peragaan kain Batik Gentongan pada akhir acara.
Baca Juga : Tampil Nasionalis, Begini Gaya Kece Cinta Laura Pakai Outfit Batik
Di pulau Madura, tepatnya di daerah Tanjungbumi menyajikan sebuah seni batik yang disebut sebagai Batik Gentongan dengan karakter khas kaya warna merupakan hasil dari proses yang unik serta sarat dengan esensi mitos rakyatnya.
Jenis batik ini hanya terdapat di daerah Tanjungbumi dan belum ditemukan dibuat di daerah lain.
Hal ini dikarenakan sumber air di pulau Madura mayoritas mengandung tingkat kapur yang cukup tinggi jadi sangat bermanfaat dalam proses pewarnaan (gentongan).
Baca Juga : Wow, Lucinta Luna Akan Rilis Single Lengkap dengan Goyangan Barunya!
Batik Gentongan merupakan teknik membatik dan pencelupan menggunakan gentong berusia ratusan tahun secara berulang kali.
Dimulai dari proses perendaman kain menggunakan minyak ‘nyamplong’ dan abu sisa pembakaran kayu, setelah itu diberi gambar motif pada kedua sisi.
Lamanya proses perendaman menentukan seberapa kuat hasil dari pewarnaan yang diinginkan.
Baca Juga : Anak Sakit, Nia Ramadhani Bakal Selektif Pilih Makanan
Setelah didapat warna yang diinginkan maka selanjutnya dilakukan proses ‘lorotan’ yaitu melorotkan lilin yang ditorehkan saat lilin dalam keadaan cair menggunakan canting pada kain yang telah digambari dengan air mendidih.
Proses gentongan ini juga sarat dengan mitos rakyat setempat. Dulu, masyarakat percaya bahwa sebelum proses perwarnaan kain dimulai, mereka harus membuat ritual singkat agar segala proses dapat berhasil dilakukan.
Selain itu mereka percaya bahwa, proses pewarnaan harus dihentikan selama satu minggu apabila ada warga desa setempat yang meninggal dunia.
Baca Juga : Sempat Kepergok Ribut dengan Anang, Ashanty Ungkap Penyebabnya
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa bagaimana hubungan sosial masyarakat Madura yang penuh toleransi.
Selain itu masyarakat Madura juga menjunjung tinggi budaya bahwa batik adalah salah satu pencitraan kekayaan dan kebanggaan.
Batik mereka gunakan untuk disimpan, seperti pada umumnya diperlakukan layaknya emas atau tabungan.
Baca Juga : Manggung di Hong Kong, Via Vallen Bawakan Lagu DDU-DU DDU-DU
Atau bahkan disimpan untuk diberikan kepada keturunannya sebagai tanda cinta kasih, tak heran mereka memperlakukan batik dengan sepenuh hati.
Pincky Sudarman selaku CEO PT. Alun Alun Indonesia Kreasi mengucapkan sebuah pepatah dalam menyambut Hari Batik Nasional 2018 kali ini.
“Pepatah menyatakan, bila tak kenal maka tak sayang. Karenanya merupakan tugas kita semua sebagai warga negara Indonesia untuk luangkan waktu, pelajari dan kenal lebih dekatkeanekaragaman budaya Indonesia yang begitu kaya dan indah terutama seni batik tulis,” ujar Pincky Sudarman.
Baca Juga : Penampilan Aurel di Bali Tuai Pujian Netizen, Seperti Apa?
Untuk merayakan Hari Batik Nasional, Alun Alun Indonesia memberikan penawaran menarik bagi setiap pelanggan dengan memberikan diskon hingga 30% untuk produk di area batik.
Selain itu untuk Gaya Spa Corner juga memberikan potongan harga 20% untuk treatment.
Promo menarik lainnya dari Alun Alun adalah untuk setiap pembelanjaan minimum Rp 1.000.000,- dengan menggunakan kartu BRI dan Rp 1.500.000,- untuk seluruh jenis metode pembayaran di hari Jumat, Sabtu dan Minggu akan mendapatkan voucher senilai Rp 100.000,-.
Baca Juga : Nikita Mirzani Panjatkan Doa Spesial untuk Puteranya yang Berulang Tahun
Alun Alun Indonesia juga mengadakan Batik Photo Contest yang dibuka untuk umum dari 25 September hingga 15 Oktober 2018 dimana para pelanggan dapat mengunggah foto saat mengenakan batik dengan mencantumkan tagar #AAIHariBatik2018.
Seperti salah satu misi Alun Alun Indonesia yang selalu berkomitmen menjadi tempat untuk belajar tentang budaya Indonesia lewat produk – produk hasil karya anak bangsa.
Pameran Batik dan Temu Wicara ini diharapkan bisa menjadi ruang bagi masyarakat untuk dapat mengetahui dan menghargai latar belakang serta asal-muasal jenis batik dari Indonesia.
(*)