Laporan Wartawan Grid.ID, Agil Hari Santoso
Grid.ID - Selain Petobo dan Perumahan Balaroa, desa Jono Oge juga terkena imbas bencana likuifaksi gempa Palu.
Akibat lukifaksi gempa palu, desa Jono Oge lenyap dari lokasinya semula.
Ternyata, desa Jono Oge terbawa sejauh 3 kilometer oleh tanah yang bergerak akibat likuifaksi gempa Palu.
Rumah warga hingga gereja desa Jono Oge, bergerak sejauh 3 kilometer dari lokasi aslinya.
Baca Juga : Gempa Palu Donggala, Ratu Elizabeth Pun Ikut Prihatin dan Beri Bantuan
Mengutip Tribunnews.com, lokasi desa Jono Oge yang sebenarnya, saat ini telah ditempati oleh kebun jagung.
Seorang korban gempa Palu sekaligus warga desa Jono Oge, Mery (42) memberikan kesaksiannya.
"Kampung kami tergeser karena gempa, tiba-tiba gempa lalu tanah bergelombang dan datang tanaman jagung," ujar Mery seperti yang sudah dilansir tribunnews.com.
Mery mengaku, ketika ia menyaksikan tanah tempat ia berpijak mulai bergerak, Jono Oge sudah tampak lenyap.
Mery juga menceritakan kondisi tanah saat fenomena likuifaksi terjadi.
Saat tanah bergerak, Merry mengungkapkan tanah seakan mendidih.
"Tanah juga keluarkan air sama lumpur, tapi ini sudah kering," tambahnya.
Warga Jono Oge yang ikut menjadi korban selamat dari bencana likuifaksi gempa Palu, Dahlan (50) juga memberikan kesaksiannya.
Baca Juga : 6 Fakta Serda Fahmi, Atlet Paralayang Kota Malang yang Jadi Korban Gempa Palu
"Jalanannya seperti bergelombang dan tanah kayak kendaraan itu bertabrakan," ungkap Dahlan, seperti yang telah dilansir oleh Tribunnews.com.
Dahlan mengungkapkan, kondisi tanah menjadi seperti lautan saat likuifaksi gempa Palu terjadi.
"Pokoknya tanah ini kayak lautan karena seperti gelombang," tambahnya.
Gelombang tanah itu diikuti dengan air yang tiba-tiba muncul dari tanah.
Baca Juga : Kisah Sedih Bocah 12 Tahun Selamatkan Dua Adiknya saat Gempa Palu, Kehilangan dan Tak Tahu Nama Orangtua
Luapan air bercampur tanah tersebut yang kemudian menggeser rumah-rumah di desa Jono Oge.
Hingga saat ini, lokasi desa Jono Oge yang terkena dampak likuifaksi gempa Palu, belum tertangani oleh tim evakuasi.
Sebelumnya, terjadi gempa berkekuatan 7,4 SR yang mengguncang Kota Palu, Kabupaten Donggala dan wilayah Sulawesi Tengah lain pada Jumat (28/9/2018).
Gempa tersebut kemudian menimbulkan tsunami yang menyapu daerah pesisir kota Palu dan Kabupaten Donggala.
Baca Juga : Pemerintah Sumatera Barat Kirim 1 Ton Rendang Untuk Korban Gempa Palu
Selain bencana tsunami, gempa Palu juga mengakibatkan munculnya fenomena likuifaksi, yakni tanah yang berubah menjadi lumpur karena dan kehilangan daya ikatnya.
Hingga saat ini, korban meninggal dunia akibat gempa Palu berjumlah 1.407 orang 2.549 orang luka-luka, dan 113 orang dinyatakan hilang.
Sejumlah 70.821 warga sudah diungsikan ke 141 titik pengungsian.
Terhitung lebih dari 65 ribu dikabarkan rusak akibat gempa Palu.
Baca Juga : Ibunya Meninggal Dunia Akibat Gempa Palu, Anak ini Ingin Ikut Jokowi
Informasi tersebut disampaikan oleh Ketua Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho lewat akun Twitternya, @Sutopo_PN. (*)