Paling banter para perwira FDTL sekarang ialah mantan kombatan Fretilin yang pernah berhadapan dengan ABRI pada masa konfrontasi dengan Indonesia dulu.
Tapi pendidikan militer mentereng yang didapat Reinado tak selalu menjamin karirnya baik.
Malah ia merasa didiskriminasi oleh Panglima FDTL Brigjen Taur Matan Ruak.
Baca Juga : Tanah Bergeser 500 Meter Saat Gempa Palu Pisahkan Pasangan Suami Istri Ini untuk Selamanya
Alasan diskriminasinya pun bernada rasis, yakni Reinado berasal dari daerah Timor Leste bagian Timur.
Tak puas dengan alasan dari Matan Ruak, maka pada 4 Mei 2006, Reinado bersama 600 anggota FDTL melakukan desersi sebagai protes atas perlakuan diskriminatif negara kepada mereka.
Aksi protes itu lantas ditanggapi oleh Matan Ruak dengan pemecatan massal terhadap mereka semua.
Baca Juga : Rekomendasi Serum Pemutih Wajah dari Korea yang Ramah di Kantong
Marah, Reinado bersama rekan militernya, Mayor Augusto Araujo memimpin pemberontakan bersenjata yang dinamakan Gastao Salsinha.
Reinado kemudian menyerang ibukota Timor Leste, Dili.
Penyerangan itu menimbulkan gelombang kerusuhan besar dan geng-geng sipil bersenjata ikut memperparah keadaan dengan melakukan aksi kriminal.