Hampir 60% pengunjung Tanamur adalah orang asing dan anak muda.
Mungkin hal ini karena arsitektur yang Fahmy suguhi untuk para tamunya.
Bangunan Tanamur seperti gabungan antara masjid dan gereja, bercat hitam dan ada pohon kaktus besar di perkarangan.
Pintunya bercorak klasik dengan sentuhan warna merah.
Saat menuruni anak tangga, kamu langsung disuguhi lantai dansa lengkap dengan sebuah bar yang terbuat dari kayu.
Bangku-bangku yang ada di dalam Tanamur empuk dan dibuat dari kulit kambing.
Baca Juga : Rudy Wowor Meninggal Dunia, Rupanya Aktor Senior Ini Jago Menari
Jadi tak heran diskotek Tanamur sangat berbeda dengan night club atau bar lainnya.
Semua kalangan bisa dengan bebas masuk ke dalam Tanamur, tanpa pengecualian.
Banyak artis, orang asing hingga anak muda yang bersandal jepit bisa menikmati musik sambil berjoget di dalam.
Saking banyaknya pesaing yang bermunculan, Tanamur pun mengubah konsep meski belum genap satu tahun.
Berbeda dari diskotek lainnya, Tanamur tidak menyediakan hostes dan penari telanjang.