Grid.ID - Kisah berawal pada bulan Juli tahun 1518 di kota Strasbourg, Prancis.
Saat itu musim panas, ada seorang wanita bernama Frau Troffea turun ke jalan dan menari.
Frau Troffea menari tanpa iringan musik.
Ekspresi wajahnya ketika menari juga datar tak menunjukkan raut sedih, senang atau lainnya.
Baca Juga : Nadia Murad, Dulu Dijadikan Budak Seks ISIS yang Kini Meraih Nobel Perdamaian
Ia terus saja menari selama empat hingga enam hari berturut-turut.
Penduduk Strasbourg tak tahu apa yang terjadi dengan Troffea.
Akan tetapi orang-orang malah mengikuti Troffea menari.
Dalam waktu seminggu sekitar 34 orang bergabung bersama Troffea, menari bersamanya.
Baca Juga : Kisah Sedih Israel, Bocah yang Dipeluk Jokowi, Selamat dari Tsunami Tapi Ibunya Meninggal
Dikutip dari National Geographic Indonesia, Sabtu (6/10) hari-hari berlalu hingga sebulan 'wabah' menari itu mulai menjangkiti warga Strasbourg, jumlah penari bertambah sebanyak 400 orang.
Laki-laki, perempuan dan anak-anak ikut menari terus menerus tanpa henti.
Orang-orang yang ikut menari bersama Troffea percaya jika menari adalah obat mujarab.
Saking percayanya, warga sampai mendirikan panggung dan mengundang musisi untuk mengiringi mereka menari.
Niatnya mencari sehat tapi lama-kelamaan maut yang didapat oleh para warga.
Satu persatu penari mulai meninggal akibat kelelahan menari.
Baca Juga : Dopper, Latihan Brutal Para Prajurit TNI, Diberondong Peluru dari Jarak Amat Dekat
Ada yang terkena serangan jantung, stroke dan lain sebagainya.
Para peneliti kemudian mencoba mencari tahu apa yang memengaruhi warga sehingga mereka sudi menari massal berujung maut ini.
Satu teori muncul, yakni bentuk histeria dadakan warga jika menari merupakan pelarian dari stress.
Teori ini masuk akal lantaran Prancis di tahun 1518 sedang dilanda kelaparan, kemiskinan dan penyakit.
Ada juga teori yang mengatakan ini merupakan perbuatan St Vitus yang memiliki kemampuan mengambil alih pikiran orang dan meyuruh mereka menari tanpa henti.
Teori lainnya lagi menyebut warga tak sengaja mengonsumsi jamur Ergot yang merupakan parasit pada sereal basi.
Jamur Ergot menghasilkan alkaloid dan jika dikonsumsi dapat mengakibatkan manusia berhalusinasi, berperilaku aneh dan efek neurologis lainnya.
Kejadian tahun 1518 ini memang terlihat absurd, namun ada literatur dalam catatan medis, agama dan kewarganegaraan yang menerangkan runtutan peristiwanya.(*)