"Saya sempat mengalami depresi kurang lebih satu tahun ya.
Karena dulu kan saya atlet jadi kemana-mana bisa lari, dan tiba-tiba enggak bisa jalan dan enggak bisa ngapa-ngapain.
Hanya dengan dukungan keluarga dan teman-teman, Puji Tuhan bisa bangkit lagi," kata mahasiswi jurusan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini.
Baca Juga : Peringkat Sementara Perolehan Medali Asian Para Games 2018, Indonesia Turun Satu Peringkat
Laura sudah menjadi atlet renang sejak usianya tujuh tahun.
Gadis kelahiran Pekanbaru, 22 September 1999 ini kembali bersemangat karena melihat ibunya yang selalu sabar mendampingi setiap hari.
Padahal, ketika depresi ia sering marah-marah.
"Motivasi saya lebih terharu sih melihat mama saya yang berjuang tiap hari sabar nemenin saya.
Walau saat saya depresi itu saya marah-marah.
Saya berharap dengan saya bangkit, saya bisa, istilahnya, membayar apa yang orangtua lakukan kepada saya," ungkap Laura.
Baca Juga : Selamat! Aris Kantongi Perak di Cabor Renang Asian Para Games 2018