Ditambah, Mahathir akan mereformasi kinerja aparat pemerintahan.
"Reformasi itu adalah tantangan yang kami hadapi. Saya yakin kami bisa membentuk kembali aparat yang dihancurkan rezim sebelumnya," tegasnya.
Lagi-lagi di akhir pidatonya, Mahathir menuding kembali semua masalah pelik ini disebabkan oleh rezim sebelumnya pimpinan Najib Razak.
Mahathir menyalahkan Najib sebagai manusia 'paling berdosa' karena membuat Malaysia terlilit utang besar dan terancam dicap sebagai negara bangkrut.
Saat Mahathir memenangkan pemilu Malaysia 9 Mei lalu, ia mulai membatalkan sejumlah proyek multinasional karena dianggap tak menguntungkan negara.
Mahathir juga membuka tabungan Harapan agar masyarakat Malaysia sedia menyumbang untuk melunasi utang negara.
Hingga 28 September, media Malay Mail memberitakan total sumbangan yang terkumpul mencapai 193,98 juta ringgit atau sekitar Rp 708,6 miliar.(*)