Menurut keterangan Hary, panas yang dirasakan ini umum terjadi pada masa pancaroba.
Baca Juga : KARD Sampaikan Rasa Duka untuk Palu di Tengah Konser di Jakarta
Karena saat ini kita tengah memasuki awal musim hujan di mana pengumumpulan awan hujan sedang aktif.
Adanya fenomena yang membuat publik merasa begitu kegerahan ini juga berkaitan dengan posisi matahari.
Posisi matahari yang sedang berada tepat di wilayah bumi selatan ini begitu berpengaruh pada Indonesia.
Baca Juga : Laudya Cynthia Bella Jual Rumah Mewahnya di Jakarta, Minat Beli? Siapkan Rp 9 Miliar!
Saat ini, posisi matahari sedang berada di atas Indonesia sehingga radiasi panasnya lebih banyak diterima.
"Matahari saat ini berada di belahan bumi selatan, sekitar wilayah Indoneisa. Jadi penyinaran yang kita dapat langsung," terangnya.
Selain itu, kelembaban udara yang rendah juga menjadi faktor lain yang memengaruhi.
Baca Juga : Diminta Kembalikan Dana ke Cile, Pengacara Ratna Sarumpaet Sebut Belum Terima Surat dari Pemprov DKI Jakarta
"Kala kelembabannya rendah, proses pembentukan dan pertumbuhan awan hujannya lebih kecil. Bukan lambat, tapi kecil. Kalau lebih kecil potensi hujannya jadi relatif lebih kecil. Suhunya jadi panas,” ujar Hary.