Grid.ID - Warung sate favorit Presiden Jokowi terletak di kawasan Jakarta Timur
Warung sate favorit Presiden Jokowi menyediakan berbagai menu olahan daging kambing dan ayam.
Tak hanya sate, warung sate favorit Presiden Jokowi juga menyajikan menu nasi goreng, tongseng, dan gulai.
Baca Juga : Mengenal 4 Istilah Serial 'Game of Thrones' yang Disebut Jokowi dalam Pidato Viral Pertemuan IMF Hari Ini
Meski memiliki nama sederhana, nyatanya warung sate ini begitu terkenal loh.
Kali ini Grid.ID akan menelusuri kedai sate yang jadi favorit presiden ini.
Dari akun youtube TransTV, Grid.ID melansir video berjudul 'Seharian Jadi Pegawai Di Restoran Sate Favorit Pak Presiden'.
Warung Sate Sederhana Pak Budi berada di kawasan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Baca Juga : Presiden Jokowi Minta Diajari Kaesang Pangarep Main Mobile Legends
Tampak istimewa, warung ini memiliki meja dan kursi makan yang terbuat dari kayu yang kokoh.
Tak hanya itu, warung sate sederhana Pak Budi juga memiliki dekorasi klasik yang mengingatkan kita pada suasana Jawa tempo dulu.
Terdapat hiasan dinding berupa piagam penghargaan, lukisan dan pajangan wayang kulit.
Selain itu juga terpajang foto presiden dan wakil presiden, serta tulisan dalam bahasa Jawa yang berbunyi 'ngaturaken sugeng rawuhipun poro tamu' (mengucapkan selamat datang para tamu), 'maturnuwun rawuhipun poro tamu' (terimakasih atas kedatangan para tamu) serta 'derekaken sugeng tindak konduripun' (selamat jalan pulangnya).
Baca Juga : Belum Ada Satu Jam Diumumkan, Presiden Jokowi Minta Kenaikan Harga BBM Premium Ditunda
Proses membakar sate dilakukan di luar warung.
Sementara untuk meracik bumbu, membuat minuman, hingga cuci piring berada di bagian belakang.
Bagian belakang warung terlihat bersih dengan nuansa biru yang semuanya sudah dilapisi keramik.
Selain itu, juga terdapat fasilitas musala pada warung 2 lantai ini.
Dalam video tersebut tampak satu porsi sate berisi 10 tusuk dengan tambahan irisan bawang merah, cabai, dan tomat.
Harga makanan di kedai sate ini berkisar antara Rp 25 ribu untuk menu gulai dan tongseng, sampai Rp 40 ribu untuk menu sate.
Sang pemilik warung bercerita jika warung sate ini berdiri sejak tahun 1985.
Ia bersama sang suami awalnya berjualan dengan cara memikul berkeliling dari kampung ke kampung.
Kini, warung sate ini sudah memiliki karyawan sebanyak 20 orang dalam satu cabang tersebut.
Setidaknya sudah ada 3 cabang berdiri berkat kerja keras sang pemilik. (*)