Find Us On Social Media :

Tulisan Terakhir Jamal Khashoggi, Jurnalis Arab Saudi yang Dikabarkan Dibunuh di Turki

By Chandra Wulan, Kamis, 18 Oktober 2018 | 18:38 WIB

Jamal Khashoggi, jurnalis Arab Saudi yang dibunuh dengan cara dimutilasi di gedung Konsulat Arab Sau

"Mereka tidak bisa berbicara apalagi berdiskusi masalah yang menimpa negerinya bahkan persoalan sehari-hari yang mereka hadapi," lanjut Khashoggi.

Dengan bekerja di sebuah media di negeri dengan jaminan kebebasan pers, Khashoggi punya misi untuk menyalurkan lebih banyak suara "orang-orangnya" yang selama ini lebih banyak tersensor oleh pemerintah.

Baca Juga : Kekayaannya Mengalahkan Raja Arab Saudi, Begini Gaya Hidup Sultan Brunei dan Keluarga!

Tulisan terakhirnya mengutarakan keinginan pembentukan forum internasional yang independen, yang bebas dari agenda pemerintah manapun, apalagi terpengaruh oleh propaganda.

Sepanjang hidupnya, Khashoggi telah menduduki sejumlah jabatan penting.

Salah satunya penasihat Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat.

Di negaranya, Khashoggi malah pernah dipecat dua kali dari jabatannya sebagai editor di harian paling progresif se-Arab Saudi, Al-Watan.

Ia diberhentikan setelah merilis artikel berisi kritik terhadap kelompok ekstremis Islam.

Baca Juga : Mengenang Sosok Rudy Wowor, Seniman yang Kuasai 7 Bahasa dan Sempat Jadi Jurnalis

Dalam kolom-kolom yang ia tulis selama menjadi kontributor Washington Post, ia banyak menyoroti kebijakan Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman (MBS).

Ia mendukung namun juga mengkritisi.

Khashoggi dilaporkan hilang setelah memasuki gedung konsulat untuk mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz pada 2 Oktober 2018 silam.