Namun, untuk membangun sebuah perusahaan tentunya memiliki modal yang besar.
Terinspirasi dari anak muda di Silicon Valley yang mampu membangun industri baru lewat internet dan mencari permodalan dari pemodal-pemodal ventura, ia pun bertekad melakukan hal sama.
Awalnya, banyak investor yang menyangsikan serta bersikap pesimis terhadap idenya tersebut.
Butuh waktu dua tahun meyakinkan investor, hingga akhirnya Tokopedia bisa mulai tahun 2009.
Baca Juga : Cerita Sheza Idris, Lakukan Perjalanan 24 Jam Demi Pulang ke Tanah Air dalam Kondisi Hamil
Saat membangun Tokopedia, salah satu perwakilan Young Global Leaders di 2016 World Economic Forum ini menganggap jika E-commerce di Indonesia memiliki model bisnis yang beragam.
Namun, Tokopedia bukanlah online retailer yang menjual produk langsung kepada penggunanya.
Tokopedia adalah marketplace yang menjadi wadah bertemunya penjual dan pembeli.
Baca Juga : Intip Pandainya Anak Ayu Ting Ting, Bilqis Khumairah Razak saat Berlatih Balet
Pemerataan Ekonomi
“Marketplace mengenal beberapa model bisnis. Ada yang mengakomodasi cross-border transaction, menerima penjual dari berbagai belahan dunia dan mengakomodasi transaksi impor secara langsung kepada penggunanya. Namun, Tokopedia fokus pada misinya mendorong pemerataan ekonomi secara digital, dengan cara hanya menerima penjual yang berdomisili di Indonesia, dan hanya mengakomodasi transaksi antara penjual domestik dengan pengguna yang berdomisili di Indonesia. Dengan model seperti ini, brand lokal punya kesempatan untuk bersaing dengan brand global,” tutur William.