4. Kolumnis The Washington Post
Nama Jamal Khashoggi terdaftar sebagai salah satu kolumnis The Washington Post.
The Washington Post merupakan salah satu media internasional yang berbasis di Washington DC, ibu kota Amerika Serikat.
Jamal Khashoggi sudah menulis banyak artikel kolom di The Washington Post sejak Maret 2018 lalu.
Baca Juga : Kekayaannya Mengalahkan Raja Arab Saudi, Begini Gaya Hidup Sultan Brunei dan Keluarga!
Lagi-lagi, Jamal Khashoggi banyak menuliskan tentang kritikan terhadap Pemerintah Arab Saudi.
Tulisannya kebanyakan ditujukan untuk Putra Mahkota, Mohammed bin Salman.
Artikel-artikelnya ditulis dalam dua bahasa, yakni bahasa Inggris dan bahasa Arab agar masyarakat Arab dapat memahaminya dengan mudah.
5. Menulis tiga buku
Semasa hidupnya, ternyata Jamal Khashoggi pernah menulis tiga buku.
Buku pertamanya adalah Elaqat Hreja yang diterbitkan pada tahun 2002.
Buku ini membahas tentang hubungan Arab Saudi dengan Amerika Serikat pasca kejadian 11 September 2001.
Baca Juga : Malam Takbiran, Pasha Ungu Jagokan Arab Saudi di Piala Dunia 2018
Buku keduanya yang berjudul Ihtalal Asuq Asaudi, diterbitkan pada tahun 2013.
Di dalam buku ini, Jamal Khashoggi sempat menyinggung tentang ketergantungan Arab Saudi terhadap buruh tenaga asing.
Buku ketiganya terbit pada tahun 2016.
Buku yang berjudul Rabea Alarab Zamen Alekhawan ini membahas tentang musim semi di Arab dan politik Islam.
6. Tulisan terakhir
Meski usianya sudah 60 tahun, namun Jamal Khashoggi masih tetap rajin menulis.
Pada Rabu (17/10/2018), The Washington Post menerbitkan tulisan terakhir Jamal Khashoggi sebelum dinyatakan hilang pada 2 Oktober lalu.
Baca Juga : Wanita Boleh Setir Mobil di Arab Saudi, Tapi Harus Siap Kena Tilang Rp 18 Juta Bila Lakukan 3 Hal Ini
Ia menulis tentang kebebasan berekspresi di negara asalnya Arab Saudi.
Tulisan terakhirnya mengutarakan keinginan pembentukan forum internasional yang independen, bebas dari agenda pemerintah manapun, apalagi terpengaruh oleh propaganda. (*)