Find Us On Social Media :

7 Mitos Kesehatan yang Tak Terbukti Kebenarannya, Ada yang Sering Dilakukan Banyak Orang!

By Novita Nesti Saputri, Senin, 22 Oktober 2018 | 08:39 WIB

7 Mitos Kesehatan yang Tak Terbukti Kebenarannya

Laporan Wartawan Grid.ID, Novita Nesti Saputri

Grid.ID - Banyak mitos tentang kesehatan yang selama ini beredar di masyarakat.

Mitos tentang kesehatan tersebut terus beredar di masyarakat meski belum terbukti kebenarannya.

Mitos tentang kesehatan yang beredar di masyarakat beraneka ragam mulai dari segi makanan sampai pola hidup.

Baca Juga : Mengenal Mati Batang Otak, Kondisi Medis yang Merenggut Nyawa Rini Puspitawati

Kini masyarakat tidak perlu merisaukan mitos-mitos tentang kesehatan tersebut.

Itu karena ada sejumlah ilmuwan yang berhasil menemukan fakta-fakta ilmiah yang bisa menyanggah mitos tersebut.

Berikut Grid.ID melansir dari Bright Side, 7 mitos tentang kesehatan yang tak terbukti kebenarannya.

Baca Juga : Vertigo Muncul Secara Mendadak? Lakukan 5 Hal Ini Untuk Meringankan

1. Gluten tidak baik untuk kesehatan

Gluten adalah adalah salah satu jenis protein yang terkandung dalam gandum dan biji-bijian.

Dilansir Grid.ID dari Medical News Today, sejumlah orang memilih untuk menghindari makan makanan yang mengandung gluten karena alasan tertentu seperti alergi.

Baca Juga : 5 Makanan yang Bikin Kamu Lebih Konsenstrasi, Cokelat Termasuk Loh!

Gluten bisa membahayakan usus kecil pengidap penyakit celiac.

Di pasaran terdapat makanan yang beredar dengan keterangan gluten-free atau bebas gluten.

Ilmuwan menemukan bahwa makanan yang bebas gluten mengandung lebih banyak kalori, gula, lemak, dan sedikit protein.

Baca Juga : 6 Alasan di Balik Tubuh Terasa Lelah Saat Bangun Tidur di Pagi Hari

Bagi orang sehat, membatasi jumlah asupan gluten bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.

2. Arang aktif bisa menyembuhkan efek samping setelah minum alkohol

Contoh efek samping yang bisa muncul jika seseorang minum minuman beralkohol adalah pusing dan mabuk.

Baca Juga : 3 Manfaat Biji Pepaya, Bisa Atasi Kanker dan Anti-virus Juga!

Saat alkohol yang diminum berubah menjadi racun, maka seseorang akan mengalami gejala hangover atau pusing yang luar biasa.

Mitos yang beredar adalah arang aktif bisa membantu untuk menyembuhkan gejala ini.

Arang aktif memang bisa menyerap racun di dalam tubuh, tapi itu hanya bisa efektif di satu jam pertama.

Baca Juga : Meghan Markle Hamil di Usia 37 Tahun, Ini Risiko Kesehatan yang Mengancam Calon Bayi Pangeran Harry

Namun jangan gunakan arang aktif di pagi hari karena itu akan tidak berguna.

Jadi untuk menyembuhkan gejala hangover bisa dengan cara lain seperti minum air yang banyak.

3. Ada kalori negatif dalam makanan

Baca Juga : 3 Jenis Vitamin Ini Bisa Atasi Rambutmu yang Dipenuhi Oleh Uban

Seledri, anggur, brokoli, tomat, dan timun, disebut sebagai makanan dengan kalori negatif.

Tapi ternyata tidak ada ilmuwan yang mendukung hal ini.

Fakta yang ditemukan oleh para ilmuwan adalah makanan ini mengandung banyak air dan serat di mana tubuh tidak butuh banyak energi untuk mencernanya.

Baca Juga : Lima Makanan Sehat Ini Bisa Bikin Tubuh Kamu Jadi Relaks, Cobain Deh!

4. Tidak baik untuk minum sambil makan

Siapa bilang makan tidak boleh sambil minum?

Faktanya semua air yang diminum membantu makanan untuk menuruni kerongkongan sampai ke perut.

Baca Juga : Enam Penyakit yang Disebabkan Minuman Soda, Salah satunya osteoporosis!

Air yang diminum saat makan bisa membantu proses pencernaan seperti memecah gumpalan makanan yang besar dan menghasilkan asam.

Selain itu, air juga bisa melarutkan sekresi asam lambung tapi tetap tidak mengganggu proses pencernaan.

5. Sabun batang bisa menyalurkan bakteri

Baca Juga : 5 Makanan yang Bikin Otak Bekerja Lebih Optimal dan Konsentrasi

Tidak ada sabun yang bisa menyalurkan bakteri!

Bahkan jika ada seseorang yang terjangkit virus Ebola menggunakan sabun batang, kamu akan tetap aman untuk memakai sabun yang sama.

Sejumlah ilmuwan melakukan percobaan di mana mereka meletakkan bakteri di sabun, mencuci tangannya, dan memberikan sabun itu ke orang lain.

Baca Juga : Makan Malam di Depan TV Ternyata Berdampak Buruk Bagi Kesehatan, Berikut Penjelasan Pakar

Hasilnya menunjukkan bahwa mereka tidak menemukan bakteri apapun di tangan orang yang memakai sabun berbakteri tersebut.

6. Deodoran berbahaya untuk digunakan

Di tahun 60-an, banyak orang yang percaya jika deodoran bisa menyebabkan seseorang mengidap penyakit Alzheimer.

Baca Juga : Nggak Makan Nasi Bisa Bikin Perut Rata, Mitos Atau Fakta Yah?

Sebuah asosiaso Alzheimer mengatakan bahwa tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa zat yang terkandung dalam deodoran bisa menyebabkan Alzheimer.

Selain itu, orang-orang juga percaya jika menggunakan deodoran bisa menyebabkan munculnya penyakit ginjal.

Mitos ini kembali disanggah oleh sebuah yayasan ginjal nasional.

Baca Juga : Merokok Bisa Menyebabkan Kanker Paru-paru, Sebaiknya Hentikan dengan 4 Cara Ini

Mereka menjelaskan bahwa tidak mungkin untuk menyerap begitu banyak zat melalui kulit yang bisa menyebabkan kerusakan ginjal.

Bahkan mitos jika deodoran bisa menyebabkan kanker payudara juga disanggah oleh institusi kanker nasional dan tidak terbukti kebenarannya.

7. Harus berjalan 10 ribu langkah setiap hari

Baca Juga : Ini Dia 4 Penyebab Buang Air Kecil Terasa Perih Seperti Terbakar

10 ribu langkah adalah angka acak yang digunakan orang Jepang untuk melakukan kampanye di tahun 60-an.

Peningkatan intensitas kegiatan yang signifikan bisa memberikan dampak negatif pada orang yang mengidap penyakit kronis seperti diabetes dan orang lanjut usia.

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa untuk tetap sehat, seseorang harus berjalan sebanyak 5 ribu sampai 8 ribu setiap harinya.

Baca Juga : 8 Ciri Orang yang Rentan Terkena Kanker Paru-paru

Para ilmuwan menyarankan bahwa seseorang setidaknya harus berjalan sebanyak 7.500 langkah per hari. (*)