Find Us On Social Media :

Istri Komika Abdur Arsyad Bagikan Kisah Haru Jalani Operasi Caesar Tanpa Suami

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Senin, 22 Oktober 2018 | 21:06 WIB

Istri Abdur Arsyad, Sindy Asta melahirkan.

Ia hanya mampu merangkai imajinasi membayangkan sang suami berada di ruangan yang sama dengannya di rumah sakit tersebut.

"Kau memilih jalan lahirmu sendiri, nak, dengan operasi sectio setelah ketuban Ibu yang hampir habis dan kondisi detak jantungmu yang tidak stabil. Ibu, yang saat itu jauh dari Ayahmu, hanya berpegang teguh pada doa-doa, keyakinan, dan keberanian untuk melalui semuanya.

Ibu terhubung dengan Ayahmu melalui layar telepon genggam, Ibu kirimkan swafoto Ibu dengan senyum secerah mungkin, karena Ibu tahu, Ayahmu tidak kalah khawatir dan sangat berharap bisa mendampingi Ibu, dan hanya dengan itu Ibu berusaha berkata kepadanya "semua akan baik-baik saja, aku dan anakku akan berjuang untukmu"

Dan saat itulah Ibu berharap di salah satu bangku kosong yang ada di ruang dingin dan biru itu ada Ayahmu, menenangkan Ibu setelah melalui suntikan antibiotik dan induksi maturasi paru, sambil berkata "tenang sayang, setelah ini kita cari tahu campur ya".

Tapi yang ada hanyalah perawat yang keluar masuk untuk memasang satu per satu alat untuk terus mendeteksi detak jantungmu," tulis Sindy Asta dalam unggahan fotonya pada Senin (22/10/2018).

Baca Juga : Terpisah Jarak saat Hamil Tua, Istri Komika Abdur Arsyad: Menikah Sekali tapi Janji Sucinya Terasa Setiap Hari

Di kala tiba proses operasi pada Jumat dini hari, Sindy Asta menghadapi kondisi ruang operasi yang dingin tanpa kehadiran Abdur Arsyad di sampingnya.

Atmosfer ruang operasi dirasakan Sindy Asta begitu riuh rendah dengan suara alat-alat kedokteran.

Sementara itu, Sindy Asta tetap melafalkan doa di setiap detik perjuangannya melahirkan sang buah hati.

"30 menit lewat dari tengah malam, Ibu sudah tidak bisa menghubungi Ayahmu. Ibu masuk ke kamar Operasi yang dingin dan biru itu. Petugas Anestesi melakukan tugasnya, seketika separuh tubuh Ibu tidak bisa merasakan apa-apa.

Setelah para dokter dan perawat berdoa, Ibu bisa mendengar bagaimana alat-alat medis bekerja. Suara-suara gemeretak besi, koordinasi para dokter, dan mesin deteksi detak jantung bersatu dalam ruangan.