Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indraty
Grid.ID - Artis Roro Fitria diputuskan mendapatkan hukuman empat tahun penjara dan denda Rp 800 juta karena tersandung kasus narkoba.
Rencananya, pengacara Roro Fitria, Asgar Sjarfi, akan mengajukan banding untuk rehabilitasi meski hal tersebut masih menjadi pertimbangan kliennya.
Pada Senin (22/10/2018) kemarin, kuasa hukumnya mengunjungi Roro Fitria di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Baca Juga : Banding Rehabilitasi, Upaya Terakhir yang Diperjuangkan Roro Fitria
Banyak hal yang diperbincangkan kuasa hukum dan kliennya ini, hingga pembicaraan sampai pada Roro Fitria mengungkapkan dirinya didatangi penasehat hukum.
"Tadi kami lebih teknis ke hukum, cerita selama di lapas ada apa aja. Tadi Bu Roro juga bilang, dia sudah didatangi sama banyak penasehat hukum," ungkap Asgar Sjarfi saat ditemui Grid.ID di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Senin (22/10/2018).
Bahkan, pengacara yang datang padanya sangat banyak. Padahal, Roro Fitria sudah mengatakan sudah memiliki penasehat hukum.
Baca Juga : Divonis 4 Tahun, Roro Fitria Masih Menimbang Perihal Pengajuan Banding
"Padahal Nyai bilang 'Saya sudah ada penasehat hukum'. Tapi dia tetap didatangi ada dari 7 pengacara yang berbeda, datangi untuk jadi kuasanya untuk membantu banding," ungkap Asgar Sjarfi.
Akan tetapi, wanita berusia 29 tahun ini tak menerima lantaran sudah memiliki pengacara sendiri.
"Iya, menolak semua. Bu Roro bilang 'Nggak, saya udah ada'. Salah satunya ada LBH, dari LBH mungkin khusus narkotika," ujar Asgar Sjarfi.
Baca Juga : Keadaan Roro Fitria di Rutan Setelah Sang Ibunda Meninggal Dunia
Selain itu, alasan lain penolakan tersebut yaitu karena kode etik. "Pertama kan memang kalau kode etik di advokat kalau sudah ada lawyer-nya, advokatnya nggak boleh masuk lagi," kata Asgar Sjarfi.
Ditambah lagi, wanita kelahiran Yogyakarya ini diduga merasa tak nyaman dengan penawaran yang memberinya harapan yang tinggi.
Baca Juga : Tanpa Ustaz, Pengajian 7 Hari Sepeninggalan Ibunda Roro Fitria di Rutan Berjalan Lancar
"Nah terus itu kan Nyai tau yang pertama dari itu riwayatnya di kita, dibanding dari itu kan berkas yang sama akan diberikan. Kalau sekarang ada yang macam-macam menawarkan Nyai pasti menang atau apa, mungkin Nyai nggak nyaman ya atau belum. Jadi memang sudah ada PH-nya jadi nolak," ungkap Asgar Sjarfi.
(*)