Find Us On Social Media :

Termahal di Dunia, Racun Kalajengking Ini Bisa Buat Orang Tajir Mendadak

By Seto Ajinugroho, Rabu, 24 Oktober 2018 | 14:27 WIB

Kalajengking Venom of Deathstalker

Grid.ID - Racun atau Bisa binatang macam ular, kalajengking dan lainnya dapat dimanfaatkan menjadi antitesis untuk keperluan medis.

Bisa ular dan kalajengking misalnya, ketika sudah diproses secara tepat maka cairan yang awalnya racun itu diklaim dapat mengobati kanker sampai Alzheimer.

Tapi tentunya penggunaan racun atau bisa binatang macam kalajengking dan ular yang sudah dibuktikan ialah Racun yang disembuhkan dengan Racun pula.

Dikutip dari scorpionworlds.com, Kamis (24/10) jenis racun yang paling mahal di dunia adalah milik kalajengking jenis Venom of Deathstalker.

Baca Juga : Terperangkap Dalam Gua Selama 2 Hari dan Bertarung dengan Ular Derik Berbisa, Lihat Cara Pria Ini Agar Selamat

Kalajengking jenis Venom of Deathstalker adalah salah satu kalajengking yang paling berbahaya di dunia.

Meski begitu racun atau bisanya satu tetes saja dihargai puluhan jutaan rupiah.

Itu baru satu tetes, untuk satu galon bisa kalajengking Venom of Deathstalker harganya sangat fantastis, yakni 39 juta dolar AS atau Rp 592 miliar!

Bisa kalanjengking ini amat mahal karena metode pengumpulan cairannya amat sulit dan berbahaya.

Baca Juga : Teknik Kocak CIA Amerika Serikat, Gunakan Lagu Anak-anak untuk Interogasi Tahanan

Saat proses pengumpulan cairan kalajengking harus diperah dengan tangan, sedikit demi sedikit maka bisanya akan keluar.

Susahnya, dalam satu kalajengking Deathstalker hanya menghasilkan dua miligram cairan bisa.

Padahal jika dihitung, gerakan tangan untuk memerahnya bisa mencapai 2,64 juta kali meremas demi menghasilkan satu galon racun kalajengking Venom of Deathstalker.

Belum lagi jika kalajengking mematuk tangan si pemerah, bisa meninggal dia.

Baca Juga : Tiger Squad, Tim Pemburu Elit Arab Saudi Bentukan Putra Mahkota Mohammed bin Salman

Steve Trim, pendiri Venomtech, situs penelitian obat-obatan AS, yang mengkhususkan diri pada racun kalajengking, mengatakan bahwa disengat oleh Deathstalker adalah "100 kali lebih menyakitkan daripada sengatan lebah."

Meski begitu, racun kalajengking Venom of Deathstalker mengandung bahan berharga yang dapat membantu mengembangkan obat-obatan terobosan, misalnya, klorotoxinnya dapat mengikat dengan sempurna ke sel kanker di otak dan tulang belakang juga membantu mengidentifikasi ukuran dan lokasi tumor secara tepat.

Chlorotoxin juga dapat digunakan untuk membasmi malaria pada nyamuk.

Para ilmuwan masih melakukan penelitian mendalam tentang kalajengking ini, dengan harapan mengembangkan lebih banyak penggunaannya di dunia medis.

Kalajengking adalah arthropoda dengan sengatan beracun. Saat ini diketahui bahwa 25 spesies kalajengking berbahaya bagi manusia.

Kalajengking Venom of Deathstalker sendiri memiliki corak tubuh kuning keemasan.

Panjangnya mencapai 3-8 cm dan berasal dari Afrika Utara serta Timur Tengah. (Seto Aji/Grid.ID)