Laporan Wartawan Grid.ID, Nurul Nareswari
Grid.ID – Toyota Sienta diproduksi sebagai solusi dari kebutuhan untuk keluarga muda dan moderen.
Perjalanan Toyota Sienta sendiri dimulai pada tahun 2011, untuk menjawab bagaimana sebuah kendaraan cocok dengan budaya maupun kebutuhan sehari-hari pengguna di Indonesia.
Nah, dari segi produksi, Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dipercaya untuk memproduksi mobil Sienta di Indonesia.
Dalam proses produksi satu unit Sienta, dari lempengan baja hingga menjadi sebuah mobil, membutuhkan waktu 27 jam.
Sebelum akhirnya bisa dikendarai, Toyota Sienta melewati 5 proses produksi.
Cari tau yuk, seperti apa prosesnya?
Press Shop
Ini adalah awal produksi, di mana lembar pelat dengan tebal 0,6 mm hingga 1,2 mm berspesifikasi khusus, dicetak dengan beban 1.600 ton.
Hasilnya adalah panel bodi terpisah, yakni upper body (outer dan inner) dan under body berbobot 320 kg.
Mesin cetak yang dipakai untuk panel cangkang bodi (body shell) Sienta berlokasi di Karawang Plant II menggunakan Servo Press.
Welding Shop
Ini adalah tahap pengelasan atau penyatuan 3.600 titik pada panel body dengan teknologi Roller Helming.
Selain itu, ada satu alat yang dinamakan spot piano untuk menyatukan outer dan inner bagian atap Sienta sehingga operator welding tidak perlu lagi berkeliling mengitari atap.
Spot Piano ini adalah temuan orisinal karyawan lokal, Warisno, salah satu team leader di Departemen Welding Production, Vehicle Production, Karawang Plant II yang memiliki masa kerja 13 tahun.
Paint Shop
Di sini, Sienta harus melewati 12 proses, yang dimulai dengan pencucian body dengan cairan khusus, untuk menghilangkan sisa pengelasan.
Teknologi yang dipakai adalah Bazooka System dan Micro Bubble System yang membuat body bersih dan proses pengecatan semakin sempurna.
Engine Plant (Karawang III)
Di sinilah sumber tenaga berkode 2NR-FE dibuat dan Sienta merupakan mobil pertama kali yang menggunakan mesin berkode itu.
Keunggulannya adalah cylinder block dan cylinder head menggunakan bahan dasar aluminium (ingot) sehingga menghasilkan bobot yang ringan.
Dengan bobot 93 kg untuk transmisi manual dan 83 kg untuk transmisi matik dapat menyumbang efisiensi bahan bakar secara signifikan.
Mesin yang telah dirakit, langsung dilakukan pengetesan satu per satu dalam ruangan test bench sebelum dikirim ke Assembly Shop.
Assembly Shop
Semua shop yang memproduksi komponen Toyota Sienta akhirnya berkumpul di sini.
Keunikan dari assembly shop adalah 90 persen alat bantu perakitan menggunakan sistem karakuri yang mengandalkan grafitasi, tidak menggunakan listrik atau energi berbiaya lainnya.
Sedangkan 10 persen sisanya menggunakan karakuri simple auto atau dibantu dengan motor listrik berwatt kecil.
Sienta menjadi produksi pertama TMMIN untuk mobil yang memiliki sliding door alias pintu geser.
(*)