Find Us On Social Media :

Hari Pahlawan: Mengenal Jembatan Merah, Saksi Bisu Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

By Tata Lugas Nastiti, Sabtu, 27 Oktober 2018 | 18:23 WIB

Hari Pahlawan: Mengenal Jembatan Merah, Saksi Bisu Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

Laporan wartawan Grid.ID, Tata Lugas Nastiti

Grid.ID - Hari Pahlawan akan segera diperingati dan Jembatan Merah Surabaya adalah salah satu saksi bisu pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Tepat pada tanggal 10 November 1945 yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan, Jembatan Merah Surabaya menjadi salah satu titik pertempuran bangsa Indonesia melawan sekutu.

Sebagi saksi bisu pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Jembatan Merah menjadi monumen ikonik bersejarah yang dapat dikunjungi untuk memperingati Hari Pahlawan.

Baca Juga : Hari Pahlawan: Menilik Kondisi Terkini 4 Titik Lokasi Pertempuran di Surabaya Pada 10 November 1945

Sepintas, jika tidak mengetahui sejarah dibaliknya, tidak ada hal yang istimewa dari Jembatan Merah Surabaya.

Jembatan Merah Surabaya sama seperti jembatan merah pada umumnya di Indonesia.

Tapi apakah kamu tahu jika Jembatan Merah Surabaya adalah salah satu saksi bisu perjuangan rakyat Surabaya merebut kemerdekaan Indonesia dari sekutu?

Baca Juga : Hari Pahlawan : Seperti Bung Tomo, Inilah K'tut Tantri, Wanita Asing Pemberi Semangat Pejuang dalam Pertempuran Surabaya

Pada masa penjajahan, jembatan merah dianggap sebagai lokasi yang dinilai penting.

Pasalnya pada masa kejayaan VOC, jembatan merah Surabaya adalah sarana perhubungan dagang yang paling vital.

Jembatan merah menghubungkan akses transportasi perdangan melewati Kalimas hingga Gedung Karesidenan Surabaya.

Baca Juga : Hari Pahlawan 2018 : Ternyata Maia Estianty dan 3 Seleb Berikut adalah Keturunan Pahlawan Indonesia

Dilansir Grid.ID dari Tribun Travel, jembatan bersejarah ini dibangun atas kesepakatan Paku Buwono II dari Mataram dengan VOC.

Kesepkatan ini berlangsung sejak 11 November 1743.

Dalam perjanjian tersebut, VOC meminta hak klaim atas beberapa daerah pantai utara Surabaya yang dinilai komersil.

Baca Juga : Hari Pahlawan : 73 Tahun Berlalu, Begini Kondisi Hotel Yamato Sekarang Tempat Dirobeknya Bendera Belanda

Termasuk salah satunya adalah kota pelabuhan Surabaya yang dianggap sangat berpotensi.

Surabaya menjadi salah satu kota dagang tersibuk yang dikuasai oleh Belanda pada masa itu.

Sejak saat itulah, jembatan merah dianggap sebagai satu-satunya lokasi penting yang menghubungkan Kalimas dengan Gedung Keresidenan Surabaya.

Baca Juga : Hari Pahlawan : Bukan Hanya Brigjen Mallaby, Ada Satu Lagi Perwira Inggris yang Tewas dalam Pertempuran 10 November Surabaya

Jembatan ini pula yang menjadi saksi bisu pertempuran 10 November 1945 antara bangsa Indonesia dengan sekutu terjadi.

Pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran rakyat Surabaya melawan sekutu dan NICA-Belanda yang hendak menguasai kembali Surabaya,

Pada jembatan ini pula pemimpin angkatan bersenjata Inggris, Brigadir A.W.S. Mallaby tewas di tangan rakyat Surabaya.

Baca Juga : Selamat Hari Pahlawan 2017, Tema Perayaan Tahun Ini Unik Lho, Bakal Ada. . . .

Brigradir Mallaby tewas setelah menguasai gedung Internationale Crediet En Verening Rotterdam atau Internatio.

Pada tahun 1890, pemerintah Belanda melakukan perombakan besar-besaran pada bentuk fisik jembatan merah.

Saat itu pagar pembatas jembatan yang membatasi badan jembatan dengan sungai diganti.

Baca Juga : Laut China Selatan Memanas, Xi Jinping Perintahkan Militer Tiongkok Siap Berperang

Penggunaan bahan kayu pada pagar pembatas jembatan dengan besi.

Kini kondisi jembatan yang menghubungkan Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun di sisi utara Surabaya itu, hampir sama persis dengan jembatan lainnya.

Pembedanya hanyalah warna merah yang menjadi ciri khas pada bagian pagar pembatas sungai. (*)