Find Us On Social Media :

Istilah Sumpah Pemuda Bukan Dicetuskan oleh Kongres Pemuda II

By Ayu Wulansari Kushandoyo Putri, Minggu, 28 Oktober 2018 | 09:05 WIB

Istilah Sumpah Pemuda Bukan Dicetuskan oleh Kongres Pemuda II

Laporan Wartawan Grid.ID, Ayu Wulansari K.P

Grid.ID - Kongres Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928 disebut sebagai lahirnya hari Sumpah Pemuda.

Padahal pada Kongres Pemuda II saat itu, istilah Sumpah Pemuda belum dicetuskan.

Hari Sumpah Pemuda baru muncul 31 tahun setelah Kongres Pemuda II ini berlangsung.

Seperti telah diketahui peringatan ini selalu identik dengan ikrar Sumpah Pemuda yang lahir dari peristiwa bersejarah tersebut.

Baca Juga : Nikahi Wanita Idamannya, Pria asal Jogja Ini Beri Mahar Ikrar Sumpah Pemuda

Dikutip Grid.ID dari Banjarmasin Post, berikut ini adalah isi teks otentik Sumpah Pemuda yang terbentuk dari peristiwa bersejarah Kongres Pemuda II.

"Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia."

Baca Juga : Peringati Sumpah Pemuda, Yuni Shara dan Sederet Penyanyi Tanah Air Mempersembahkan Lagu Pemuda

Jauh sebelum kemerdekaan, pemuda Indonesia telah membulatkan tekad untuk mengupayakan hal ini.

Para pemuda mulai bangkit sejak tujuh tahun setelah berdirinya Budi Oetomo tahun 1908 meski masih dalam suasana kesukuan.

Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, seorang pemuda yang mulai membangkitkan semangat ini adalah Satiman yang mendirikan Tri Koro Darmo.

Tri Koro Darmo adalah wadah awal perkumpulan pemuda yang berdiri pada tanggal 7 Maret 1915.

Baca Juga : Sumpah Pemuda : Kongres Pemuda yang Tak Boleh Berkata Merdeka

Tujuan mulia dari wadah ini adalah untuk perubahan Indonesia dari cara pandang para pemuda.

Arti dari Tri Koro Darmo sendiri adalah tiga tujuan mulia yaitu sakti, bukti dan bakti.

Nama perkumpulan ini kemudian berganti menjadi Jong Java yang memperluas keanggotaannya dari seluruh pelajar dari Jawa, Madura, Bali dan Lombok.

Setelah dibentuk, berbagai kongres dilakukan untuk menyempurnakan dan menyebarkan ke banyak kalangan akan pentingnya peran dari pemuda.

Baca Juga : Mengintip Sisi Lain Museum Sumpah Pemuda yang Dijuluki Gedung Kramat 106 dan Pernah Berisi Meja Biliar

Kemudian organisasi ini juga mengupayakan pengurangan angka buta huruf di kalangan pemuda agar mereka bisa melihat dunia luar.

Setelah organisasi ini munculah organisasi lainnya seperti Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Ambon, Pemuda Kaum Betawi, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Akhirnya lahirlah inisiatif untuk menggabungkan berbagai perhimpunan pemuda ini dalam satu musyawarah besar.

Hal ini menjadi cikal bakal digelarnya Kongres Pemuda I pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926.

Baca Juga : Mengenang 3 Tempat Bersejarah Lahirnya Hari Sumpah Pemuda Pada 28 Oktober

Namun karena masih adanya ego kedaerahan yang kuat, kongres ini belum bisa melahirkan persatuan Indonesia.

Akhirnya rasa senasib para pemuda kala itu yang kemudian menyatukan mereka kembali di Kongres Pemuda II pada tanggal 27 sampai 28 Oktober 1928.

Nama Sugondo Djojopuspito dari PPPI dicatat sebagai ketua.

Djoko Marsaid sebagai wakil ketua, Mohammad Yamin sebagai sekretaris dan Amir Sjarifuddin sebagai bendahara.

Baca Juga : 5 Fakta di Balik Peristiwa Sumpah Pemuda yang Diperingati Setiap 28 Oktober, Ternyata Pesertanya Masih Berbahasa Belanda

Para pemuda yang berjumlah sekitar 700 orang berkumpul di Batavia (Jakarta).

Akhirnya lahirlah kesepakatan bersama akan pentingnya persatuan pemuda.

Deklarasi pemuda pun dikumandangkan yang kini dikenal sebagai Sumpah Pemuda.

Saat itu faktanya belum muncul istilah Sumpah Pemuda seperti yang dikenal sekarang.

Karena istilah Sumpah Pemuda baru lahir pada tahun 1959 yang kemudian ditetapkan 28 Oktober sebagai hari nasional. (*)