Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri Awalia
Grid.ID - Jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di perairan Karawang, Senin (29/10/2018) pagi, tengah menjadi berita pilu Tanah Air.
Pesawat berjenis Boeing 737 Max 8 tersebut hendak bertolak dari Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng, Banten, menuju ke Bandara Depati Amir di Kepulauan Bangka Belitung.
Lion Air JT610 yang mengangkut sebanyak 178 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak, dan 2 bayi tersebut baru diterbangkan secara komersil selama kurang lebih dua bulan.
Baca Juga : Istri Penumpang Lion Air JT610 Histeris Lihat Foto Terakhir Suaminya di Kabin
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono, menyebut pesawat Lion Air yang jatuh masih tergolong pesawat baru.
"Pesawat ini mulai masuk jajaran Lion Air Agustus 2018, jam terbangnya masih sekitar 800 flight hour. Jadi masih relatif sangat baru, boleh dikatakan baru," tutur Soerjanto Tjahjono dalam jumpa pers di Kantor Basarnas.
Sementara itu, seorang pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo, mengatakan kondisi pesawat baru tidak menjamin keselamatan pesawat seratus persen.
Baca Juga : Tangis Pecah Istri Penumpang Pesawat Lion Air JT 610 yang Tengah Mengandung 7 Bulan
Menurutnya, pesawat baru pun bisa mengalami keluhan dan tetap tidak boleh luput dari tahapan perawatan.
"Baru itu bukan berarti 100% terjamin, tergantung juga maintenance. Perawatan tuh mulai perawatan dasar sama perawatan kecil, jadi bukan perawatan yang besar gimana, tidak, perawatan kecil," ujar Dudi Sudibyo saat ditemui Grid.ID di Gedung Kompas Gramedia, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (29/10/2018) siang.
"Saya gak tau apakah ini pesawat ada keluhan gak waktu terakhir terbang dari mana. Kalau ada keluhan udah diperbaiki gak keluhan itu oleh teknisi sebelum pesawat terbang lagi," tambah Dudi.