Laporan Wartawan Grid.ID, Ulfa Lutfia Hidayati
Grid.ID - Proses evakuasi jatuhnya pesawat Lion Air JT610 masih terus dilanjutkan.
Setelah kemarin tim penyelam melakukan penghentian pencarian pada pukul 17.00 WIB karena faktor cuaca, untuk hari ini, Selasa (30/10/2018), pencarian akan dilanjutkan kembali.
Dilansir Grid.ID dari Kompas TV, ada total 47 penyelam yang akan diberangkatkan untuk melakukan pencarian di lokasi yang diduga sebagai tempat jatuhnya pesawat Lion Air JT610.
Baca Juga : Merinding! Ini Unggahan Alfiani, Pramugari Lion Air JT610 di Instagramnya Sebelum Bertugas
Para penyelam ini berasal dari Tim Basarnas Special Crew, terdiri dari 14 penyelam yang akan melakukan pencarian secara khusus.
Pencarian sendiri dimulai pada pukul 07.00 WIB pagi mengingat cuaca yang mendukung.
Berdasarkan hasil pemantauan cuaca hari ini, diperkirakan pada pagi hari akan cerah berawan.
Baca Juga : Kemenkominfo dan Humas BNPB Pastikan Foto dan Video Detik-detik Pesawat Lion Air Jatuh Adalah Hoaks
Namun, dikhawatirkan akan terjadi hujan dengan intensitas rendah di malam hari nanti.
Meskipun begitu, tim akan terus difokuskan untuk melakukan pencarian selama 24 jam.
Bila proses penyelaman sudah tidak memungkinkan dilakukan karena kurangnya pencahayaan, proses evakuasi akan dilanjutkan dengan metode lain.
Hal ini seperti yang diperintahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada saat konferensi pers di Crisis Center VVIP Room 1B Bandara Soekarno-Hatta, Senin (29/10/2018).
Baca Juga : Berikut 10 Fakta Seputar Pesawat Lion Air Jatuh, Sempat Hilang Kontak Hingga 24 Jenazah Telah Ditemukan
"Saya perintahkan malam ini untuk bekerja 24 jam melakukan pencarian, dengan tambahan lampu sebanyak-banyaknya supaya mempercepat pencarian," ungkap Joko Widodo seperti Grid.ID lansir dari Tribunnews.com.
Sebelumnya, tim evakuasi sudah berhasil membawa total 22 kantong jenazah pada Senin malam.
Dengan rincian 12 kantong jenazah berisi serpihan pesawat Lion Air JT610, sementara 10 kantong jenazah lainnya berisi bagian tubuh dari para korban. (*)