Find Us On Social Media :

Dijuluki Mr.Crack, Ini Temuan Penting BJ Habibie yang Membuat Pesawat Lebih Aman Ketika Terbang

By Seto Ajinugroho, Selasa, 30 Oktober 2018 | 19:01 WIB

BJ Habibie, temuannya membuat pesawat aman terbang.

Grid.ID - Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie dijuluki Mr.Crack oleh dunia aviasi internasional.

BJ Habibie mendapat julukkan Mr.Crack karena temuannya yang amat penting di dunia penerbangan.

Temuan BJ Habibie sampai ia mendapat julukkan Mr.Crack ialah mengenai keretakkan badan pesawat karena faktor kelelahan rangka pesawat.

Dikutip dari Quora.com, Selasa (30/10) dalam dunia ilmu pengetahuan temuan Bj Habibie ini dinamai Teori Habibie, Faktor Habibie dan Fungsi Habibie.

Baca Juga : Perkiraan Penyebab Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 Menurut Pakar Penerbangan Australia

BJ Habibie membuat teori ini mengingat pada tahun 1960 banyak terjadi musibah pesawat jatuh karena ketiadaan alat untuk mendeteksi keretakan pada badan pesawat.

Keretakkan pada rangka pesawat ini biasanya banyak terjadi di sambungan antara badan dan sayap pesawat serta dudukan mesin.

Bagian sambungan itulah yang mengalami guncangan terus menerus saat lepas landas maupun mendarat.

Akibatnya akan ada retakkan yang terus menerus merembet disekitaran sambungan antara sayap dan badan pesawat.

Baca Juga : Sama-sama Manufaktur Dirgantara Dunia, Apa Perbedaan Pesawat Penumpang Produksi Boeing dan Airbus?

Apalagi bergantinya mesin baling-baling propeler dengan mesin turbo jet pada pesawat menambah resiko keretakkan pada struktur rangka.

Akibatnya sayap pesawat bisa copot saat terbang.

BJ Habibie kemudian menemukan solusi bagaimana rambatan titik retakan itu bekerja.

Semua perhitungan dilakukan oleh Habibie muda amat rinci hingga sampai pada hitungan atomnya.

Teori hasil pikiran Habibie ini kemudian dinamai Crack Progression dan dari situlah sebutan Mr.Crack didapat Habibie.

Baca Juga : KNKT Bantah Pesawat Lion Air JT 610 Meledak Sebelum Jatuh

Implementasinya ke pesawat dari teori ini kurang lebih meningkatkan kekuatan bahan konstruksi rangka pesawat dengan campuran baja dan alumunium yang lebih dominan.

Temuan Habibie ini juga dapat meringankan Operating Empty Weight (bobot pesawat tanpa berat penumpang dan bahan bakar) sebanyak 10 persen.

Angka ini bisa meningkat lagi sebanyak 25 persen ketika Habibie menyusupkan material komposit ke bagian pesawat.

Imbasnya, kinerja pesawat jadi lebih baik dan dapat terbang jauh.

Faktor Habibie juga berperan amat penting dalam penggabungan antar bagian pesawat.

Dengan teorinya ini setiap sambungan bagian pesawat jadi lebih kokoh, rangka tak gampang kelelahan dan tentunya lebih aman ketika terbang.

Bahkan Habibie pernah diberi kepercayaan oleh Departemen Riset dan Pengembangan Analisis Struktur di Hamburger Flugzeugbau (HFB) Jerman untuk membuat satu prototipe pesawat yang bisa tinggal landas dan mendarat, DO-31.

Rancangan DO-31 Habibie ini bahkan sampai dibeli oleh badan antariksa AS, NASA untuk keperluan penjelajahan luar angkasa mereka. (Seto Aji/Grid.ID)