Laporan wartawan Grid.ID, Puput Akad
Grid.ID - Terdapat sejumlah fakta tentang bos Lion Air, Rusdi Kirana yang menarik untuk diketahui, salah satunya adalah ia mengawali karirnya sebagai penjual mesin tik.
Selain pernah menjadi penjual mesin tik, terdapat fakta menarik lainnya tentang bos Lion Air, Rusdi Kirana.
Deretan fakta tentang bos Lion Air, Rusdi Kirana ini turut mengungkap perjalanan karirnya dari seorang penjual mesin tik hingga kini menjadi pemilik salah satu maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
Baca Juga : 4 Fakta Laura Lazarus, Mantan Pramugari yang Pernah Alami Dua Kali Kecelakaan dengan Pesawat Lion Air
Melansir laman Intisari.grid.id, Kompas.com, dan Wikipedia, berikut Grid.ID merangkum sejumlah fakta bos Lion Air, Rusdi Kirana.
1. Memulai karir sebagai penjual mesin tik
Rusdi Kirana kini memang dikenal sebagai pebisnis sukses di dunia penerbangan, namun siapa sangka jika pria kelahiran 17 Agustus 1963 ini memulai karirnya sebagai penjual mesin tik.
Dilansir dari laman Intisari.grid.id (30/10/2018), Rusdi memulai usahanya sejak remaja dengan berjualan mesin tik merek Brother dari kantor ke kantor.
Baca Juga : Ucapkan Bela Sungkawa, Pendiri Lion Air Rusdi Kirana Temui Keluarga Korban Jatuhnya Lion Air JT 610
Sementara kakaknya, Kusnan Kirana, membiayai sekolah Rusdi karena waktu itu penghasilan Rusdi cuma Rp 95 ribu sebulan dari berjualan mesin tik.
Rusdi diketahui pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi di Universitas Pancasila, Jakarta dan dari sanalah ia kemudian memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
Adik-kakak ini akhirnya memutuskan membuka jasa travel dan tour yang diberi nama Lion Tour.
Dari bisnis travel dan tour inilah, Rusdi Kirana dan kakaknya membangun perusahaan penerbangan yang bernama Lion Air.
Baca Juga : Evakuasi Lion Air Memasuki Hari Ketiga, Tim Fokuskan Pencarian Korban dan Black Box Pesawat
Lion Air mengajukan izin terbang pada tahun 1999 dan baru dikabulkan setahun kemudian.
Bermodal satu pesawat Boeing bekas, Rusdi mulai mewujudkan mimpinya yaitu We Make People Fly yang kemudian ia patenkan menjadi slogan Lion Air.
2. Berada di peringkat ke-33 daftar orang terkaya di Indonesia
Dilansir dari laman Forbes.com, Rusdi Kirana bersama dengan kakaknya Kusnan Kirana, menduduki peringkat ke-33 dari daftar 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2017.
Baca Juga : Kisah Haru Intan, Calon Suaminya Jadi Korban Pesawat Lion Air Jatuh Saat Hendak Menikah 2 Minggu Lagi
Dua bersaudara ini menduduki peringkat tersebut karena memiliki kekayaan diperkirakan bernilai 970 juta dolar AS atau sekitar Rp 14,7 triliun.
Kekayaan keduanya berasal dari Lion Group yang berkembang pesat di kawasan Asia Tenggara.
Lion Air, bagian dari Lion Group, tercatat memiliki 110 pesawat dan melayani 180 rute baik domestik maupun mancanegara.
Lion Group yang dipimpinnya menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak perusahaan yaitu Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo Air dan Thai Lion Air.
Baca Juga : Ucapkan Bela Sungkawa, Pendiri Lion Air Rusdi Kirana Temui Keluarga Korban Jatuhnya Lion Air JT 610
3. Pengagum Gus Dur
Rusdi Kirana rupanya merupakan pengagum sosok presiden RI ke-4, yaitu Abdurrahman Wahid atau yang kerap disapa Gus Dur.
Dilansir Kompas.com (125/01/2014) Rusdi mengaku tertarik dengan visi kebangsaan dan pluralisme yang diusung tokoh Nahdlatul Ulama (NU) ini.
"Karena visi kebangsaan dan pluralismenya, Gus Dur membuat saya sebagai anak Tionghoa merasa diakui sejajar dengan saudara-saudara saya dari etnis lain di negeri ini," kata Rusdi, di kantor DPP PKB, Jakarta, Minggu (12/01/2014) seperti dilansir Kompas.com.
Baca Juga : Mengenal Perairan Tanjung Pakis Karawang, Lokasi Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610
Dia pun menilai Gus Dur dan NU adalah motor terdepan pengangkat kelompok minoritas seperti dirinya di Indonesia.
"Karena itu, saya merasa berutang budi kepada Gus Dur dan NU, dan pasti tak mungkin saya bisa membalasnya.
Namun demikian, sekecil apa pun, saya ingin berterima kasih dengan berkiprah di PKB sebagai wadah perjuangan politik," papar Rusdi. Begitu bergabung ke PKB, Rusdi pun didapuk menjadi Wakil Ketua Umum. Pendeklarasian jabatan Rusdi disampaikan langsung oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Menurut Muhaimin, Rusdi diyakini mampu memaksimalkan manajemen untuk membesarkan PKB.
4. Merintis karir di dunia politik
Kekaguman Rusdi Kirana pada sosok Gus Dur inilah yang kemudian menginspirasinya untuk bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada tahun 2013.
"Karena itu, saya merasa berutang budi kepada Gus Dur dan NU, dan pasti tak mungkin saya bisa membalasnya. Namun demikian, sekecil apa pun, saya ingin berterima kasih dengan berkiprah di PKB sebagai wadah perjuangan politik," papar Rusdi seperti dilansir Kompas.com (12/01/2014).
Begitu bergabung, Rusdi pun ditunjuk menjadi Wakil Ketua Umum PKB untuk periode 2014-2019.
Tak hanya itu, sepak terjang Rusdi Kirana di bidang politik berlanjut ketika ia dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Senin (19/1/2015).
Ia dilantik bersama dengan 8 orang lainnya, yaitu Sidarta Danusubrata, Suharso Monoarfa, Jan Darmadi, Yusuf Kartanegara, Subagyo Hadi Siswoyo, Abdul Malik Fadjar, Sri Adiningsih, dan Hasyim Muzadi.
Baca Juga : Cerita Laura Lazarus, Pramugari Lion Air yang Pernah Mengalami Dua Kali Kecelakaan Pesawat
5. Jadi Duta Besar Indonesia di Malaysia
Keterlibatan Rusdi Kirana di dunia politik rupanya tak hanya dilakukan dengan bergabung ke partai politik.
Pada 18 Mei 2017 lalu, Rusdi resmi dilantik menjadi Duta Besar RI untuk Malaysia di Istana Negara.
Dilansir dari laman Kompas.com (18/05/2017), setelah ditunjuk Jokowi dan menjalani serangkaian uji kepatutan dan kelayakan di DPR, Rusdi dilantik sebagai Duta Besar RI pada Kamis (18/5/2017).
Baca Juga : Cerita Laura Lazarus, Pramugari Lion Air yang Pernah Mengalami Dua Kali Kecelakaan Pesawat
Rupanya ada fakta unik di balik pemilihan negara Malaysia.
"Saya tidak pernah ditawari duta besar negara lain, tapi saya meminta, mohon kepada Pak Presiden, khusus Malaysia," kata Rusdi usai pelantikan.
"Saya terpanggil mengurusi bukan saja TKI ilegal, namun tenaga kerja wanita. Perlu diketahui, tidak ada siapapun di dunia ini yang inginkan anaknya bekerja di luar negeri, apalagi sebagai tenaga kerja non-formal," ucap Rusdi.
Ia mengatakan, nantinya Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia di Malaysia akan membantu tenaga kerja yang ada di sana untuk mengembangkan diri sehingga mereka tidak harus selamanya berada di Malaysia. (*)
Baca Juga : Penumpang Lion Air JT 610 Denpasar-Jakarta Sebut Dirinya Mencium Bau Gosong