Find Us On Social Media :

Pesawat Lion Air Jatuh, Sang Pendiri, Rusdi Kirana, Menunduk Memohon Maaf ke Keluarga Korban

By Agil Hari Santoso, Rabu, 31 Oktober 2018 | 13:53 WIB

Pesawat Lion Air Jatuh, Sang Pendiri, Rusdi Kirana, Menunduk Memohon Maaf ke Keluarga Korban

Laporan Wartawan Grid.ID, Agil Hari Santoso

Grid,ID - Pendiri Lion Air, Rusdi Kirana, menemui keluarga korban Pesawat Lion Air jatuh, di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, pada Selasa (30/10/2018).

Pendiri Lion Air Rusdi Kirana menyampaikan pernyataannya kepada keluarga korban Pesawat Lion Air jatuh yang telah berkumpul di ruang crisis centre Hotel Ibis.

Kemunculan pendiri Lion Air Rusdi Kirana pada pertemuan dengan keluarga korban Pesawat Lion Air jatuh di crisis center Hotel Ibis ini membuat dirinya menjadi bahan perbincangan publik. 

Baca Juga : 5 Fakta Rusdi Kirana, Bos Lion Air yang Mengawali Karirnya Sebagai Penjual Mesin Tik

Rusdi Kirana kembali muncul di hadapan publik setelah lama tak terlihat karena kesibukannya menjadi Duta Besar RI untuk Malaysia setelah dilantik pada 18 Mei 2017 lalu.

Tentu, alasan kemunculannya di hadapan publik terkait dengan pesawat Lion Air yang jatuh pada Senin (29/10/2018) di Perairan Karawang, Jawa Barat.

Sebagai pendiri maskapai Lion Air dan Lion Group, Rusdi Kirana terguncang akan musibah yang dialami pesawat JT610 dengan rute Jakarta - Pangkal Pinang.

Baca Juga : Ucapkan Bela Sungkawa, Pendiri Lion Air Rusdi Kirana Temui Keluarga Korban Jatuhnya Lion Air JT 610

Saat berada di hadapan publik, Rusdi Kirana sempat memberikan beberapa pernyataan terkait dengan jatuhnya pesawat Lion Air JT610.

Mengutip dari Surya.co.id, Rusdi Kirana memohon maaf kepada keluarga korban saat mengunjungi keluarga korban di Crisis Centre di Hotel Ibis, Jakarta Timur.

Dengan wajah memerah, ia menyampaikan permintaan maafnya kepada salah seorang perempuan yang termasuk keluarga korban.

Baca Juga : Kisah Haru Intan, Calon Suaminya Jadi Korban Pesawat Lion Air Jatuh Saat Hendak Menikah 2 Minggu Lagi

"Saya turut berduka cita, saya juga sedih. Saya juga terus terang sangat syok," ujar Rusdi yang kemudian langsung menggenggam tangan sang perempuan itu sambil menundukkan kepalanya.

Rusdi berpaling ke keluarga korban yang lain dan kembali memohon maaf.

"Saya mohon maaf apa pun juga, alasan apa pun. Saya sedang berusaha yang terbaik," ujar Rusdi.

Baca Juga : Dokter Muda Jadi Korban Pesawat Lion Air Jatuh, Sang Istri Bingung Menjelaskan pada Anaknya yang Masih Balita

Mengutip Kompas.com, Rusdi menyebutkan akan memberikan uang saku sebesar Rp 5 juta kepada keluarga korban.

Uang saku tersebut diharapkan dapat membantu keluarga korban selama berada di Jakarta untuk menunggu proses evakuasi dan identifikasi korban.

"Mulai besok kita akan berikan uang Rp 5 juta untuk biaya hidup mereka di sini," ungkap Rusdi.

Baca Juga : Dua Permintaan Terakhir Puspita Eka Putri, Murid MUA Bubah Alfian yang Jadi Korban Pesawat Lion Air Jatuh kepada Sang Ibunda

Rusdi mengatakan, uang saku sebesar Rp 5 juta ini diluar kompensasi untuk keluarga.

Selain uang saku, pihak Lion Air akan memberikan uang sejumlah Rp 25 juta untuk biaya pemakaman jenazah, setelah jasad kerabat yang menjadi korban telah ditemukan.

Sebagai pendiri Lion Group, Rusdi Kirana mengatakan bahwa maskapai Lion Air siap untuk diaudit dan diberi sanksi.

Baca Juga : Tangis Nenek Idariyani Saat Melaporkan 5 Anggota Keluarganya Menjadi Korban Pesawat Lion Air Jatuh

Rusdi mengaku maskapai Lion Air siap disanksi jika memang hasil audit menunjukkan ada yang salah.

"Kami tidak keberatan kalau memang ada hasil temuan yang menurut (audit) itu kami salah, kami tidak keberatan ada penalti," ungkap Rusdi.

Rusdi Kirana akhirnya menemui keluarga korban setelah pihak Manajemen Lion Air Pangkal Pinang memberangkatkan ratusan perwakilan keluarga untuk membantu proses identfikasi di Jakarta.

Baca Juga : Analisis Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610, Mantan Pilot Senior: Kokpit Semrawut dan Pilot Pusing!

Mengutip Tribun Jabar, keluarga korban yang berlokasi di Pangkal Pinang diberangkatkan ke Jakarta setelah proses pendataan dilakukan.

Kepala Kantor SAR Pangkal Pinang, Danang Priandoko mengatakan, setiap satu penumpang yang jadi korban hanya boleh diwakili oleh dua orang.

"Kesepakatannya satu penumpang yang jadi korban akan diberangkatkan dua perwakilan," ujar Danang. (*)