Find Us On Social Media :

Deretan Kejanggalan yang Dirasakan Penumpang JT-610 Rute Denpasar-Jakarta Sebelum Pesawat Lion Air Jatuh pada Senin Pagi!

By Irene Cynthia Hadi, Kamis, 1 November 2018 | 08:07 WIB

Kejanggalan yang Dirasakan Penumpang Sebelum Pesawat Lion Air Jatuh

 

Laporan Reporter Grid.ID, Irene Cynthia Hadi

Grid.ID - Peristiwa pesawat Lion Air jatuh hingga kini masih menjadi perhatian apalagi setelah muncul 2 penumpang yang mengaku merasakan kejanggalan di pesawat itu.

Kedua penumpang tersebut mengungkapkan deretan kejanggalan di pesawat Lion Air jatuh yang ternyata sempat mereka tumpangi dari Denpasar ke Jakarta pada Minggu (28/10/2018) malam.

Kedua penumpang itu membeberkan kejanggalan terkait pesawat Lion Air jatuh dalam acara Indonesian Lawyers Club atau ILC edisi Selasa (30/10/2018).

Baca Juga : Pesawat Lion Air Jatuh, Adelia Pasha Berduka dan Unggah Foto Lama Saat Jadi Pramugari Maskapai Tersebut

Dalam acara itu, dihadirkan keduanya yakni Suprianto Sudarto dan Diah Mardani.

Suprianto dan Diah mengaku naik ke pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-043 rute Denpasar ke Jakarta pada Minggu (29/10/2018) pukul 19.30 WITA.

Namun penerbangan mereka harus mengalami delay sampai mereka naik ke salah satu pesawat yang sudah ada di lapangan parkir pada pukul 21.15 WITA.

Baca Juga : Sepupu Haykal Kamil Jadi Korban Lion Air Jatuh, Tantri Namirah Menahan Tangis dan Unggah Pesan Haru

Saat menonton televisi keesokan harinya, Suprianto dan Diah baru menyadari bahwa pesawat yang mereka tumpangi adalah pesawat yang sama yang mengalami kecelakaan di Tanjung Karawang.

Penyebabnya tak lain adalah karena kode call sign di bagian depan pesawat LPKLQP yang dilihat Suprianto dan difoto oleh rekannya di Denpasar.

"Kebetulan ada rekan kami yang memfoto. Itulah yang kami yakin bahwa itulah pesawat yang jatuh itu yang kami tumpangi dari Denpasar ke Tanjung Priuk Jakarta," ujar Suprianto, dikutip dari Youtube ILC.

Baca Juga : Pesawat Lion Air Jatuh, Sang Pendiri, Rusdi Kirana, Menunduk Memohon Maaf ke Keluarga Korban

Selama perjalanan, Suprianto dan Diah mengaku merasakan beberapa kejadian ekstrim dan janggal.

Lalu, apa saja kejanggalan yang dirasakan oleh Suprianto dan Diah Mardani?

1. Adanya kendala operasional yang menyebabkan delay

Diah mengatakan bahwa pesawat yang ditumpanginya mengalami delay.

Namun delay itu tak hanya sebentar melainkan mencapai 2 sampai 3 jam.

Menurutnya, kendala itu disebutkan karena adanya kendala operasional.

"Sebelumnya gini, terlambatnya itu diinformasikan karena kendala operasional. Bahkan teman saya ada yang menyampaikan delay 2 sampai 3 jam karena masalah teknik, kendala operasional," ujar Diah.

Baca Juga : Pesawat Lion Air Jatuh, Sang Pendiri, Rusdi Kirana, Menunduk Memohon Maaf ke Keluarga Korban

2. Ada orang yang sibuk di bagian bawah pesawat

Suprianto mengaku sempat melihat beberapa orang yang sibuk di bagian bawah pesawat itu.

Namun ia tak tahu apakah mereka sedang memperbaiki pesawat yang hendak ditumpanginya itu atau tidak.

"Pukul 21.15 diminta untuk naik, jadi lebih awal dari waktu yang dijanjikan. Kami melihat naiknya itu ke pesawat yang sudah ada di lapangan, dan sebelumnya kami lihat ada beberapa orang yang sibuk di bawah pesawat tersebut. Saya nggak tahu apakah itu repair atau apa," ujar Supriyanto, dikutip dari Youtube ILC.

 

3. Pesawat naik turun saat take off dan landing

Rekan Suprianto yakni Diah Mardani, merasa bahwa pesawat yang ditumpanginya naik turun saat take off dan landing.

Menurut Diah, goncangan saat kedua proses itu berlangsung sangat kuat dan mencekam sehingga semua penumpang mulai berteriak dan menyebut Allahuakbar dan Subhahanallah.

"Naik langsung turun, terus naik lagi, turunnya lebih kenceng sambil goyang. Jadi semua di dalam pesawat itu teriak, 'Allahuakbar, Subhahanallah' semua dibaca. Setelah itu tidak ada yang lewat dari bacaan doa masing-masing karena memang sangat mencekam, goyangannya sangat amat berasa," lanjutnya.

Selama penerbangan, Diah menyebut banyak penumpang berdoa karena kejadian tersebut.

Baca Juga : Lion Air Jatuh, Inilah Kesaksian Penumpang Terakhir JT-610 Rute Denpasar-Jakarta: Ada Bau Gosong, Semuanya Teriak Allahuakbar!

4. Lampu seatbelt yang tak pernah mati

Jika biasanya lampu seatbelt atau sabuk pengaman mati saat pesawat sudah stabil mengudara, maka tidak demikian dengan pesawat ini.

Diah mengaku bahwa selama perjalanan, lampu seatbelt tak pernah mati.

"Sepanjang perjalanan, lampu seatbelt tidak pernah padam. Jadi nyala terus. Lalu setelah kejadian anjlok itu, lampu di tengah pesawat itu nyala terus sampai saat landing," kata Diah.

 

5. Ada bau gosong

Diah mengaku mencium bau gosong selama perjalanan.

Bau itu seperti bau kabel gosong. Oleh karena kemunculan bau itu, Diah dan teman-temannya sempat khawatir.

"Sempat saya dan beberapa teman mencium bau agak gosong kayak kampas rem atau kabel gitu itu yang akhirnya menambah kami sangat khawatir. Kalau pake mobil kita bisa minggir, kalau di pesawat gimana," lanjut Diah.

Baca Juga : Analisis Gema Goeyardi, Pilot FAA Commercial Jet Soal Tragedi Pesawat Lion Air Jatuh: Ada yang Salah dengan Pesawat Ini

 

6. Kru yang masuk keluar kokpit sambil membawa koper besar dan pramugari yang membawa buku tebal

Diah yang duduk di kursi 21C mengaku melihat kopilot atau pilot pergi ke bagian belakang pesawat dan mengeluarkan koper.

Diah sempat khawatir karena melihat kejadian tersebut.

"Saya di belakang melihat, mungkin kopilot dan pilot mengambil di bagasi, kayak koper gitu. Saya sempat kepikir, waduh ada apa ini? Apa berat sebelah? Setelah diambil ke dalam, kita berdoa. Segala macam doa kita panjatkan," lanjutnya.

Baca Juga : Lion Air Jatuh, Proses Identifikasi DNA Potongan Tubuh Korban Butuh Waktu 4 Sampai 5 Hari

Tak hanya Diah. Suprianto juga mengaku melihat pramugari bersama sebuah buku besar di dekat kokpit.

Suprianto bisa melihatnya karena ia duduk di bagian depan pesawat yakni di kursi nomor 2.

"Di tempat duduknya pramugari yang di depan itu ada satu buku. Tadinya ga ada. Apakah itu buku instruction atau apa saya nggak tahu. Tapi itu yang saya lihat," ujar Suprianto.

(*)