Grid.ID - Lion Air JT 610 yang jatuh di Tanjung Karawang menambah deret musibah kecelakaan pesawat di Indonesia.
Lion Air JT 610 yang Jatuh mengangkut 189 penumpang termasuk awak kabin dan pilot.
Lion Air JT 610 jatuh pada Senin (29/10) ketika terbang menuju Pangkal Pinang.
Dikutip dari Kompas.com dan Kompas TV, Rabu (31/10) sampai saat ini tim SAR gabungan dari personel Basarnas, TNI dan Polri terus melakukan pencarian korban Lion Air JT 610.
Baca Juga : Dipuji Dunia Internasional, Basarnas Indonesia Merupakan Tim Rescue Terbaik di Asia
Dalam pencarian tersebut ada pula tim dari Kompas TV yang ikut menyelam bersama para penyelam dari prajurit Kopaska TNI AL di titik dimana Lion Air JT 610 jatuh.
Upaya pencarian ke dasar laut dilakukan tim SAR gabungan untuk mencari badan pesawat serta korban.
Secara bergantian tim melakukam penyelaman ke dasar laut.
Selama 15 menit setiap penyelam berada di dasar laut pada kedalaman 30 hingga 35 meter dengan jarak pandang di dalam air 2 hingga 3 meter.
Baca Juga : Hasil Pencarian Lion Air JT 610, dari Potongan Tubuh Korban Saling Bercampur Hingga Seragam Pramugari
Hasil penyelaman sementara tidak ditemukan badan pesawat maupun korban.
Lumpur sedalam satu meter jadi kendala
Sementara itu Direktur Kepolisian Perairan Korps Kepolisian Perairan dan Udara Badan Pemeliharaan Keamananan (Dirpolair Korpolairud Baharkam) Polri Brigjen Lotharia Latif menyatakan ada dua kendala yang harus dilalui anak buahnya.
Latif menyebutkan lumpur dan jarak pandang terbatas.
Baca Juga : Didatangi Gubernur Bangka Belitung, Keluarga Korban Pesawat Lion Air JT 610 Tak Kuasa Menahan Tangis
Secara umum penyelaman itu kendalanya, menurut para penyelam kami, ada lumpur dan jarak pandang terbatas," ujar Latif di atas Kapal Polisi (KP) Kolibri, di Perairan Karawang, Jawa Barat, Rabu (31/10).
Namun demikian hal itu tak menganggu proses penyelaman dan evakuasi yang dilakukan oleh Polisi Air Polri.
"Tak membuat kami terbatas, tiap hari juga kami gunakan alat dan teknologi," jelas Latif.
Anak buah Latif juga dibekali dengan alat sonar untuk mencari badan pesawat.
Sanny Limbunan dari Pengurus Besar Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (Possi) membeberkan penrnyataan serupa.
Menurutnya kedalaman lumpur mencapai satu meter.
Terlebih lumpur akan bergerak naik jika ada pergerakan disekitarnya.
"Begitu goyang, lumpurnya naik, sudah tidak kelihatan," kata Sanny.
(*)