Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Sudah selama hampir setengah hari tim evakuasi mencari korban dan puing-puing pesawat Lion Air JT610.
"Jadi kita hari ini hampir 12 jam, antara bapak panglima dengan saya dan tim. Yang pertama itu menunjukkan keseriusan kita dan sinergitas kita sebagai pemerintah serius menangani persoalan ini."
"TNI, Polri, Basarnas, BPPT, KNKT kemudian Pertamina kemudian Kementerian Perhubungan semua bersatu padu," ungkap Kepala Basarnas, Marsekal Madya Muhammad Syaugi, saat dipantau Grid.ID melakukan konferensi pers di kawasan JICT, Jakarta Utara, Rabu (31/10/2018).
Baca Juga : Saat Perut Kosong Jangan Konsumsi Sayuran Hijau Mentah, Bahaya
Tim evakuasi sudah menyiapkan beberapa kapal canggih untuk mencari korban dan puing pesawat yang sampai saat ini belum ditemukan.
"Ada empat kapal yang dilengkapi peralatan seperti yang saya sampaikan kemarin, yaitu ada yang dengan scan sonar, ada yang dengan multibeam echosounder," ungkap Muhammad Syaugi.
Ternyata semua kapal tersebut melihat adanya benda mencurigakan di dasar laut.
"Kapal itu siapa saja, ada kapal basarnas, kapal AL KRI Rigel, ada kapal BPPT dan ada kapal Pertamina. Semua empat kapal ini bisa melihat sesuatu yang ada di dasar air atau di dasar laut, Artinya alat ini berfungsi dengan baik," ungkap Muhammad Syaugi.
Baca Juga : Saat Perut Kosong Jangan Konsumsi Sayuran Hijau Mentah, Bahaya
Pada pencarian, pada kapal pertama dan kedua yang ditemukan ternyata adalah sebuah kapal kayu, rangka kapal dan serpihan-serpihan kapal.
"Tiga kapal pertama beliau (panglima) dengan saya mengecek satu satu, kapal pertama kita cek dengan peralatan tersebut, setelah itu diselami dengan penyelam dari Basarnas dan Taifib serta marinir, ada 50 penyelam. Ternyata yang kita temukan dibawa adalah kapal kayu yang terbalik itu yang pertama,"
"Kemudian ke kapal yang menemukan hal yang sama dengan kapal tersebut. Kita cek dengan penyelam ternyata hasilnya rangka kapal,"
"Yang ketiga, kita cek dengan alat tersebut panjangnya cukup panjang, 16 meter. Ternyata itu bubu. Kemudian kita datang ke kapal yang terakhir. Nah kapal yang terakhir di samping menggunakan dua alat tadi, kapal ini mempunyai Remote Operated Vehicle,"
"Dari alat ini kita bisa melihat ada serpihan-serpihan bagian kapal. Kita karena sudah sampe sore tadi belum melihat yang terbesar. Tetapi bagian-bagian kapal kita sudah melihat, di samping itu, kita juga menemukan ping locator. Jadi di blackbox itu ada ping yang bisa berbunyi kita berdua (panglima TNI Hadi Tjahjanto) mendengarkan itu, tit tit tit, suara itu terdengar," ungkap Muhammad Syaugi. (*)