Find Us On Social Media :

Datang Langsung dari India, Ayah Pilot Lion Air JT 610 Serahkan Sampel DNA ke RS Polri

By Dianita Anggraeni, Kamis, 1 November 2018 | 09:19 WIB

Orangtua Bhavye Suneja sempat alami syok dan mengurung diri di kamar saat mengetahui kabar pesawat L

Laporan Wartawan Grid.ID, Dianita Anggraeni

Grid.ID - Sehari pasca peristiwa naas yang terjadi pada pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat, pada Selasa (30/10/2018), orang tua pilot Bhavye Suneja berangkat ke Jakarta.

Keluarga pilot Bhavye Suneja pun telah mendatangi RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Rabu (31/10/2018).

Kedatangan mereka tersebut untuk menyerahkan berkas dan sampel DNA di Posko Antemortem RS Polri guna membantu proses identifikasi Bhavye Suneja.

Baca Juga : Keberadaan Black Box Lion Air JT 610 Sudah Ada Titik Terang, Panglima TNI Yakin Badan Pesawat Tidak Jauh dari Situ

Seperti yang Grid.ID lansir dari Kompas.com, Ayah dan paman Bhavye Suneja datang sekitar pukul 15.30 WIB, Rabu (31/10/2018) bersama sejumlah staf dari Lion Air.

"Ini keluarga pilot, datang ke sini untuk memberikan data dulu dan nantinya memberikan berkas," kata Norman, pilot Lion Air yang turut mendampingi keluarga korban.

Seorang staf Lion Air, Willy, yang turut mendampingi keluarga pilot itu menyebutkan, orang tua Suneja datang untuk memberikan sampel DNA dan sejumlah berkas yang dibutuhkan untuk proses identifikasi.

Baca Juga : Pesan Terakhir Korban Pertama Lion Air Jatuh yang Berhasil Diidentifikasi, Jannatun Cintya Dewi Kepada Sang Adik

"Benar itu orangtuanya yang pakai baju biru, datang langsung dari India untuk tes DNA," kata dia.

Seperti yang diketahui sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 yang dikemudikan oleh pilot Bhavye Suneja dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018).

Pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten.

Baca Juga : 8 Fakta Black Box yang Ternyata Tidak Berwarna Hitam

Seharusnya, pesawat itu mendarat di Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB.

Pesawat yang baru beroperasi pada 15 Agustus 2018 itu diketahui membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 orang anak, 2 bayi, dan 8 awak pesawat.

Sampai pada hari keempat pasca kejadian tersebut, serpihan badan pesawat serta sejumlah potongan tubuh korban telah ditemukan di sekitar lokasinya jatuhnya pesawat tersebut.

Baca Juga : Belum Bisa Maafkan Meldi, Dewi Perssik Siap Penjarakan Keponakannya

Pada hari ketiga proses pencarian, Rabu (31/10/2018) Tim SAR gabungan juga berhasil memperoleh sinyal berupa bunyi "ping" yang diduga berasal dari black box Lion Air JT 610.

Sosok Bhavye Suneja di Mata Teman-temannya

Menurut seorang teman kecilnya, Bhavye Suneja bercita-cita menjadi pilot sejak masih kecil.

"Bhavye bermimpi menjadi pilot sejak kecil. Terbang adalah gairahnya," katanya.

Dikatakan lebih lanjut, Bhavye merupakan sosok yang senang bepergian.

Namun, dirinya ingin kembali ke Delhi agar dekat dengan keluarganya.

Baca Juga : Kisah Ning Icha yang Putrinya Jadi Korban Lion Air Jatuh: Biasanya Telepon, Tapi Pagi Itu Tidak

Selain itu, Bhavye di mata teman-temannya adalah sosok yang murah senyum.

Bahkan di sekolah, ketika mendapat nilai rendah, dia akan tetap bahagia.

Pilot Bhavye Suneja sendiri diketahui telah bekerja dengan Lion Air selama tujuh tahun.

Ia juga diketahui telah cukup berpengalaman dengan lebih dari 6.000 jam terbang.

(*)