Laporan Wartawan Grid.ID, Ayu Wulansari K.P
Grid.ID - Korban pesawat Lion Air jatuh, Jannatun Cintya Dewi mendapat kenaikan pangkat anumerta dari Kementerian ESDM.
Kenaikan pangkat anumerta Jannatun Cintya Dewi, korban pesawat Lion Air jatuh ini diberikan oleh Dirjen Migas Kementerian ESDM.
Sebagai korban pesawat Lion Air jatuh, Jannatun Cintya Dewi mendapat kenaikan pangkat anumerta yang dibacakan oleh perwakilan kementerian ESDM dalam prosesi pemakamannya.
Baca Juga : Keluarga Korban Lion Air JT 610 Diimbau Tidak Mengecek Barang Hasil Evakuasi
Setelah berhasil diidentifikasi, jenazah Jannatun kemudian diterima oleh keluarga dan dimakamkan Kamis (1/11/2018).
Dilansir Grid.ID dari suryamalang.tribunnews.com, kenaikan pangkat ini dibacakan oleh perwakilan Kementrian ESDM, Mukti Winarto di pemakaman umum Desa Suruh kecamatan Sukodono, Sidoarjo.
"Pangkat terakhir di Dirjen Migas Kementerian ESDM adalah Penata Muda IIIA. Dan almarhumah mendapat kenaikan pangkat anumerta. Jabatan terakhir sebagai analis kebijakan hilir migas Dirjen Migas Kementerian ESDM," ujar Mukti.
Menurut Endang Sutisna, Kaur Umum Kementrian ESDM, Jannatun merupakan salah satu putri terbaik di Dirjen Migas.
Dia terkenal dengan kecerdasan, tanggung jawab dan loyalitasnya dalam pekerjaan.
"Almarhumah merupakan salah satu putri terbaik di Dirjen Migas. Dia terkenal dengan kecerdasannya, tanggungjawab dan loyalitasnya dalam menjalankan tugas," kata Endang.
Sebelumnya, Jannatun Cintya Dewi merupakan jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air JT610 yang pertama kali berhasil diidentifikasi.
Dilansir Grid.ID dari Wartakota, Kepala Pusat Inafis RS Polri Kramat Jati, Hudi Suryanto, mengatakan bahwa identitas korban diketahui dari sidik jarinya.
Diketahui kondisi tangan kanan Jannatun yang masih utuh dengan kelima jarinya memudahkan tim forensik untuk memeriksa sidik jarinya.
Baca Juga : Kisah Ning Icha yang Putrinya Jadi Korban Lion Air Jatuh: Biasanya Telepon, Tapi Pagi Itu Tidak
Dari kelima jarinya, bagian telunjuk dan kelingking kanannya masih relatif baik.
Kemudian sidik jari ini dibandingkan dengan E-KTP korban.
"Kami sudah bertemu dan KK ini betul. Inilah keyakinan kami. Saru sejuta orang tidak satupun sidik jarinya sama. Sudah teruji secara internasional kami meyakinkan identitas itu adalah benar," kata Hudi. (*)