Find Us On Social Media :

Hari Pahlawan : Kisah Cinta Bung Tomo dan Sulistina yang Bertemu di Kala Perang

By Agil Hari Santoso, Kamis, 1 November 2018 | 15:35 WIB

Hari Pahlawan : Kisah Cinta Bung Tomo dan Sulistina yang Bertemu di Kala Perang

 

Laporan Wartawan Grid.ID, Agil Hari Santoso

Grid.ID - Dibalik kisah heroik di Hari Pahlawan, tersembunyi kisah cinta Bung Tomo dan Sulistina.

Hari Pahlawan yang jatuh dirayakan pada 10 November setiap tahun ini juga menandakan kisah cinta Bung Tomo dan Sulistina.

Pasalnya, Pertempuran Surabaya yang diperingati setiap Hari Pahlawan, juga menjadi momen awal kisah cinta Bung Tomo dan Sulistina.

Baca Juga : Hari Pahlawan : Seperti Bung Tomo, Inilah K'tut Tantri, Wanita Asing Pemberi Semangat Pejuang dalam Pertempuran Surabaya

Dibalik gelora seruan Bung Tomo saat membakar semangat para pejuang di Pertempuran Surabaya, ada sesosok wanita muda yang menjadi dambaan hatinya.

Wanita tersebut bernama Sulistina.

Mengutip laman Wikipedia, Sulistina dan Bung Tomo menikah pada tanggal 19 Juni 1947.

Baca Juga : Hari Pahlawan: Mengenal Jembatan Merah, Saksi Bisu Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

Namun, awal kisah cintanya dengan Bung Tomo tidak semanis pemuda masa kini.

Keduanya pertama kali bertemu di kala perang.

Mengutip Tribun Jateng, Sulistina dan Bung Tomo bermula di Surabaya.

Baca Juga : Hari Pahlawan: Menilik Kondisi Terkini 4 Titik Lokasi Pertempuran di Surabaya Pada 10 November 1945

Sulistina yang masih duduk di bangku SMA di Malang, Jawa Timur diminta tolong untuk pergi ke Surabaya.

Sulistinia yang aktif di organisasi kepemudaan, pergi ke Surabaya untuk membantuk korban perang.

"Saya menjadi anggota Palang Merah Indonesia (PMI). Saya lalu diajak pergi ke Surabaya. Dari Malang dengan pasukan. Laki-laki naik truk, kalau perempuan naik sedan. Di sepanjang jalan itu banyak orang yang berdiri mengelu-elukan kita," ujar Sulistina.

Baca Juga : Hari Pahlawan 2018 : Ternyata Maia Estianty dan 3 Seleb Berikut adalah Keturunan Pahlawan Indonesia

Di Surabaya, Sulistina melihat banyak pemuda yang mengikatkan kepala mereka dengan kain mereah putih, lengkap dengan granat, pistol dan bambu runcing.

Disana, Sulistina melihat sosok Bung Tomo untuk pertama kali.

Bagi Bung Tomo, momen pandangan pertamnya ini adalah momen dirinya jatuh hati kepada sosok Sulistina.

Baca Juga : Hari Pahlawan 2018 : Ternyata Maia Estianty dan 3 Seleb Berikut adalah Keturunan Pahlawan Indonesia

Sulistina baru mengetahui sosok Bung Tomo setelah calon suaminya itu berteriak di barak perempuan, menyuruh Sulistina dkk untuk mengungsi.

"Keluar, keluar, teriaknya. Kami diminta mengungsi ke tempat yang aman karena ada mata-mata yang ditembak mati," ujar Sulistina menirukan teriakan Bung Tomo kala itu.

Sesudah Sulistina pergi, dirinya bertanya ke temannya mengenai pria yang baru saja menyuruhnya mengungsi.

Baca Juga : Hari Pahlawan : 73 Tahun Berlalu, Begini Kondisi Hotel Yamato Sekarang Tempat Dirobeknya Bendera Belanda

"Bung Tomo. Oh itu. Itu lah pertama kali saya bertemu dan mengetahui Bung Tomo," ungkap Sulistina.

Sulistina menjadi lebih dekat dengan Bung Tomo ketika dirinya menghadiri sebuah acara ulang tahun temannya di Malang.

Di pesta ulang tahun itu, ternyata ada sosok Bung Tomo.

Baca Juga : Hari Pahlawan : Bukan Hanya Brigjen Mallaby, Ada Satu Lagi Perwira Inggris yang Tewas dalam Pertempuran 10 November Surabaya

Disana, Bung Tomo kerap memperhatikan Sulistina hingga seorang teman menyadari gelagat Bung Tomo.

"Waktu di restoran Malang, teman saya bilang. Lis..lis, ada lelaki lihat kamu dari tadi. Saya lalu mencari tahu. Dan ternyata, lelaki itu Bung Tomo. Aku lalu malu, ada perasaan aneh saat itu. Itulah saat saya mulai memperhatikan dia," ungkap Sulistina.

Setelah momen tersebut, Sulistna dan Bung Tomo menjadi lebih sering bertemu.

Baca Juga : Hari Pahlawan: Mengenal Jembatan Merah, Saksi Bisu Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

Tidak seperti zaman sekarang, kala itu komunikasi masih mengandalkan surat tulisan tangan.

Mengutip Surya, Bung Tomo sempat mengirimkan surat cinta romantis untuk sang kekasih, Sulistina.

"Kalau ada musuh yang siap menembak, dan yang akan ditembak masih pikir-pikir dulu, itu kelamaan. Aku dikenal sebagai seorang pemimpin yang baik dan aku adalah seorang pandu yang suci dalam perkataan dan perbuatan. Pasti aku tidak akan mengecewakanmu. Seorang pejuang tidak akan mengingkari janjinya. Aku mencintaimu sepenuh hatiku, aku ingin menikahimu kalau Indonesia sudah merdeka. Aku akan membahagiakanmu dan tidak akan mengecewakanmu seumur hidupku," tulis Bung Tomo.

Baca Juga : Hari Pahlawan : Bukan Hanya Brigjen Mallaby, Ada Satu Lagi Perwira Inggris yang Tewas dalam Pertempuran 10 November Surabaya

Tali percintaan mereka tidak putus walau Bung Tomo wafat pada 7 Oktober 1981 di Mekkah, Arab Saudi.

Istri Bung Tomo, Sulistina, harus hidup 35 tahun tanpa sosok sang suami hingga akhir hayatnya pada 31 Agustus 2016.

Bung Tomo dan Sulistina dimakamkan bersebelahan di Tempat Pemakaman Umum di Jalan Ngagel Surabaya. (*)