Find Us On Social Media :

Pilot Lion Air JT 610 Dikabarkan Bergaji Kecil, Rupanya di Indonesia Banyak Pilot Masih Nganggur

By Seto Ajinugroho, Kamis, 1 November 2018 | 16:50 WIB

Bhavye Suneja, Pilot Lion Air JT 610 yang dikabarkan bergaji kecil.

Grid.ID - Belakangan ini media disuguhi dengan pilot Lion Air JT 610 dikabarkan bergaji kecil.

Kabar tersebut menyebutkan pilot Lion Air JT 610 bergaji dikisaran Rp 3,7 juta.

Kabar pilot Lion Air JT 610 bergaji kecil ini didapat dalam sebuah berita breaking news di Berita Satu TV Channel Youtube.

Dikutip dari Grid.ID, Jumat (1/11) menurut acara tersebut, Dirut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mengatakan gaji pilot Lion Air JT 610 di Tanjung Karawang yang dilaporkan ke BPJS sebesar Rp 3,7 juta per bulan.

Baca Juga : Black Box Lion Air JT 610 Ditemukan! Berikut Detik-detik Pengangkatannya

Pernyataan ini jelas membuat khalayak berpikir pekerjaan pilot Lion Air yang jatuh itu tak sebanding dengan resikonya.

Ini berarti Pilot Lion Air JT 610, Bhavye Suneja harus menerima resiko membawa keselamatan ratusan penumpang yang berada di tangannya.

Resiko tinggi inilah yang membuat seorang pilot harus mendapat fasilitas sangat memadai selama bekerja di maskapai penerbangan.

Meski begitu banyak yang bercita-cita menjadi seorang pilot.

Baca Juga : Sebelum Muhammad Taufik Andrian Jadi Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air JT610, sang Ayah Sempat Ingatkan agar Tak Lupa Salat

Pertama, karena menjadi pilot adalah sebuah prestise tersendiri bagi seseorang.

Kedua, pilot merupakan profesi pekerjaan yang sampai sekarang di Indonesia memiliki gaji tertinggi.

Namun jalan terjal harus ditempuh seseorang untuk menjadi pilot.

Biaya untuk sekolah penerbang sangatlah mahal.

Baca Juga : Kopilot Harvino Harusnya Tak Diizinkan Terbang Lantaran Sakit Gigi, Berikut Alasan Larangan Tersebut

Ditukil dari Moneysmart, untuk menjadi pilot, siswa penerbang harus siapkan dana mulai dari Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar dalam jangka waktu 2 tahun.

Dengan biaya sebesar itu apakah menjamin bakal menjadi pilot? tidak, jika tak berhasil menamatkan studinya bisa di Drop Out.

Jika siswa dinyatakan lulus dan mendapat Wing Penerbang, ia belum tentu diterima di maskapai penerbangan baik domestik maupun internasional.

Lulusan penerbang ini kudu menjalani tes lagi di maskapai yang ia lamar.

Bahkan tak ayal banyak pilot di Indonesia saat ini menganggur.

"Pilot menganggur itu lulusan sekolah pilot yang masih belum bekerja. Di Indonesia, ada 26 sekolah pilot dan lebih kurang ada sekitar 556 lulusan belum bekerja)," kata Ketua Ikatan Pilot Indonesia, Capt Rama Noya pada 17 Januari 2018 seperti dikutip dari Kompas.com.

Katakanlah jika sudah diterima kerja di maskapai penerbangan, pilot freshgraduate ini masih butuh jam terbang tinggi demi mencapai Kapten Senior.

Caranya ialah melakukan penerbangan secara berkala yang kadang jam kerjanya tak teratur.

Jam kerja yang tak teratur inilah terkadang menyebabkan kesehatan para pilot terganggu.

Bayangkan saja, selain bertanggung jawab kepada keselamatan penumpang, para pilot harus rajin menjaga kesehatan ditengah tuntutan pekerjaan yang berat.

Kalau kedapatan sakit maka para pilot ini tak boleh mengudara sampai sembuh.

Normalnya gaji pilot di Indonesia mencapai Rp 40-50 juta per bulan.

Untuk pilot pemula saja sudah digaji Rp 30 juta.

Saat ini maskapai dalam negeri yang mengaji pilotnya amat tinggi adalah Garuda Indonesia.

Untuk pilot junior, Garuda Indonesia berani mengajinya sebesar Rp 60 juta ditambah berbagai tunjangan lainnya.

Lain lagi kalau sudah punya jam terbang dan berpengalaman, maka pilot Garuda Indonesia bisa digaji sebesar Rp 100-150 juta per bulan ditambah tunjangan lainnya.

Melansir Kompas.com, pilot Garuda Indonesia juga mendapat fasilitas lain seperti tunjangan kesehatan, asuransi, iuran pensiun, BPJS, lost of flying license, penghargaan masa kerja hingga lainnya.

 

(*)