Laporan Wartawan Grid.ID, Agil Hari Santoso
Grid.ID - Pendaki Andika Pratama meninggal dunia saat mendaki Puncak Carstensz, Papua, Sabtu (3/11/2018).
Mengutip Kompas.com, kabar pendaki Andika Pratama meninggal dunia di Puncak Carstensz pertama kali disampaikan rekannya yang bernama Arlen dari Base Camp Lembah Kuning.
Arlen menyebutkan, pendaki Andika Pratama meninggal dunia setelah tertimpa batu saat tengah mendaki Puncak Carstensz.
Baca Juga : Firasat Sahabat Sebelum Pretty Asmara Meninggal Dunia, Lia: Auranya Sudah Beda
Kejadian meninggalnya pendaki Andika Pratama lantas dibenarkan oleh pihak kepolisian Mimika.
Simak 7 fakta meninggalnya pendaki Andika Pratama saat mendaki Puncak Carstenz.
1. Tertimpa Batu Saat Latihan
Mengutip Kompas.com, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, pendaki Andika Pratama meninggal dunia akibat kejatuhan batu saat sedang latihan.
Baca Juga : Sebelum Pretty Asmara Meninggal Dunia, Sepupunya Sebut Sang Aktris Ingin Pindah ke Lumajang
Sebagai pemandu pendakian, Andika Pratama saat itu sedang latihan atau yang disebut dengan aklimatisasi.
"Dalam setiap pendakian biasanya para pendaki melakukan aklimatisasi, dan memang lokasi tersebut dikenal sebagai daerah rawan runtuhan atau longsoran," ujar Kamal.
Kamal mengungkapkan, berdasarkan kesaksian rekan korban bernama Yosua Noya, Andika Pratama tertimpa batu sekitar pukul 10.30 WIT hingga 11.30 WIT, di titik pertama pemasangan tali.
Baca Juga : Pretty Asmara Meninggal Dunia, Berikut 6 Momen Pemakaman Sang Aktris yang Diiringi Isak Tangis Keluarga
2. Sempat Tidak Bisa Dievakuasi
Awalnya, pihak berwenang hendak langsung mengevakuasi korban yang berlokasi di Base Camp Lembah Kuning, pada Sabtu siang.
Namun, Pjs Kapolres Mimika AKBP Fernando Sanches Napitupulu mengatakan, upaya evakuasi dengan menggunakan helikopter Komala Air, gagal dilaksanakan.
"Belum bisa dievakuasi karena cuaca buruk," ujar Shanches.
Evakuasi lantas dilaksanakan pada Minggu (4/11/2018).
Baca Juga : Pretty Asmara Meninggal Dunia, Bukan Masalah Lambung, Dua Penyakit Inilah yang Sebabkan Ia Tutup Usia
3. Meninggal Dunia Saat Hendak Memandu Enam Pendaki Rusia
Mengutip Wartakota, almarhum berencana membawa enam orang Rusia yang hendak mendaki Puncak Carstensz.
Namun sayang, saat sedang latihan sebelum melakukan pendakian, Andika Pratama tertimpa batu yang kemudian membuatnya meninggal dunia.
4. Dishalatkan Sebelum Diterbangkan ke Jakarta
Jenazah pendaki Andika Pratama dipulangkan ke rumah duka di Bandung, Jawa Barat pada Minggu (4/11/2018).
Baca Juga : Pretty Asmara Meninggal Dunia, Berikut 5 Fakta Terkait Gangguan Kesehatan yang Sempat Dialaminya
Mengutip Tribun Jabar, rumah duka Andika Pratama berlokasi di kawasan Jalan Padang Golf, Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat.
Namun sebelum diterbangkan, jenazah almarhum dishalatkan terlebih dahulu di Masjid Agun Babussalam, Jalan KH. Dewantara, Kota Timika.
Jenazah diterbangkan dari Bandara Mozes Kilangin Timika pukul 14.40 WIT, yang kemudian akan dilanjutkan dengan perjalanan darat ke rumah duka setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Baca Juga : Pretty Asmara Meninggal Dunia, Sempat Minta Doa dan Berharap untuk Dijenguk
5. Dikenal Sebagai Sosok yang Sederhana
Mengutip Tribun Jabar, almarhum Andika Pratama dikenal sebagai sosok yang sederhana dan ramah.
Hal ini disampaikan sang adik, Anindita (33), saat ditemui di rumah duka.
"Kakak aku itu baik sekali, sederhana sekali dan ramah. Kakak yang baik buat aku dan bisa diandalkan," ujar Anindita.
Baca Juga : Kondisi Pretty Asmara Sebelum Meninggal Dunia Diungkap Sahabat
6. Menggeluti Kegiatan Alam Terbuka Sejak SMA
Adik dari Andika Pratama, Anindita, mengatakan bahwa kakaknya sudah menggeluti kegiatan alam terbuka sejak duduk di bangku SMA.
Pria yang lhair di Bandung, 2 Juni 1983 ini tergabung di unit kegiatan mahasiswa pencinta alam Universitas Parahhyangan, Mahitala Unpar.
"Selain menyukai climbing, beliau juga senang main musik juga," tambah sang adik.
7. Bekerja Sebagai Pemandu Pendakian Gunung
Setelah lulus kuliah, Andika Pratama melanjutkan passionnya dengan bergabung ke CV Cesta Adventure.
Perusahaan yang didirikan anggota Mahitala ini kini telah berganti nama menjadi Indonesia Expeditions.
Perusahaan ini menyediakan jasa pemandu pendakian untuk gunung-gunung di seluruh dunia.
Almarhum di perusahaan ini bekerja bersama Sofyan Arief Fesa dan Xaverius Frans, dua pendaki pertama Indonesia yang telah mendaki Tujuh Puncak Dunia. (*)