5. Merebut Senjata Jepang
Pada tanggal 1 Oktober 1945, markas besar Jepang dikepung oleh para pemuda.
Khawatir jika sikap pemuda menyerang markas Jepang akan mendatangkan akibat yang buruk, Moestopo akhirnya mengambil alih.
Ia meminta pemuda untuk menunda serangan, dan langsung menemui Mayor Jenderal Iwabe.
Didepan Mayor Jenderal Iwabe, ia meminta dengan baik-baik agar pihak Jepang menyerahkan senjata mereka ke pihak Indonesia.
Pihak Jepang yang khawatir akan sekutu, langsung diyakinkan oleh Moestopo.
Moestopo akhirnya mendapatkan senjata Jepang setelah mengatakan bahwa dirinya akan bertanggung jawab kepada pihak sekutu.
Baca Juga : Hari Pahlawan : 73 Tahun Berlalu, Begini Kondisi Hotel Yamato Sekarang Tempat Dirobeknya Bendera Belanda
6. Dijuluki Pemberontak Oleh Bung Karno dan Bung Hatta
Mengutip Tribun Jatim, Moestopo sempat dijuluki pemberontak oleh pemimpin Republik Indonesia yang pertama, Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta.
Pasalnya, Moestopo sangat menentang pendaratan pasukan Inggris di Surabaya, walau sebelumnya sudah diminta Presiden Soekarno agar pihak sekutu tidak dihalang-halangi.
“Memang, lebih baik berontak mati dalam perjuangan daripada dijajah bangsa asing lagi,” ujar Moestopo kepada Bung Karno dan Bung Hatta di Surabaya sebelum perang meletus, dikutip dari buku Pertempuran 10 November 1945 yang telah dilansir oleh Surya.