Grid.ID - Syachrul Anto (48) anggota dari Indonesia Diver Rescue Team (IDRT) gugur saat proses pencarian korban Lion Air JT 610.
Syachrul Anto meninggal karena alami dekompresi.
Sebelum meninggal Syachrul Anto sempat tak sadarkan diri.
Dikutip dari Antara, Selasa (6/11) menjadi seorang penyelam SAR seperti Syachrul Anto adalah pekerjaan mulia.
Baca Juga : Lihat Jasad Korban Pesawat Lion Air JT 610, Penyelam Tim SAR: Saya Hanya Bisa Menangis dalam Air
Namun siapa sangka, menyelam terutama di laut mempunyai risiko berbahaya bagi manusia.
1. Dekompresi
Dekompresi adalah gejala yang dapat memengaruhi penyelam atau orang lain (seperti penambang) yang berada dalam situasi yang melibatkan tekanan cepat penurunan suhu tubuh.
Dekompresi bisa terjadi jikalau tekanan bawah air yang meningkat tajam karena jaringan tubuh menyerap lebih banyak nitrogen.
Bahayanya jika tekanan itu tiba-tiba berkurang yang menyebabkan nitrogen menjadi gelembung berbahaya.
tu sebabnya penyelam juga tidak bisa sembarangan langsung naik ke permukaan sebab mereka perlu mengendalikan laju nitrogen dalam tubuh.
2. Barotrauma
Barotrauma adalah kerusakan yang mungkin terjadi pada kantong udara di bagian telinga tengah si penyelam.
Tekanan bawah air menjadi penyebabnya.
Baca Juga : Meninggal Saat Evakuasi Lion Air Jatuh, Penyelam Syachrul Anto Sempat Kirim Pesan Bermakna kepada Istri
Makin dalam seorang Diver menyelam makin besar pula tekanannya.
Jika perubahan tekanan cepat, gendang telinga si penyelam bisa cedera bahkan pecah.
3. Narkosis nitrogen
Narkosis nitrogen adalah keadaan dimana seorang penyelam kehilangan kesadaran lantaran terlalu banyak kadar nitrogen dalam tubuh.
4. Toksisitas oksigen (keracunan oksigen)
Bukan cuma nitrogen saja yang berbahaya, nyatanya oksigen juga bisa membunuh penyelam.
Oksigen yang terlalu banyak diserap tubuh bisa menyebabkan gejala seperti kehilangan penglihatan, mual, kejang hingga tak sadarkan diri.
Hal ini biasa terjadi jika penyelam mencapai kedalaman 41 meter.
5. Emboli paru
Tekanan yang meningkat dari lingkungan bawah laut membuat napas penyelam menjadi lebih padat, berat.
Hasilnya, paru-paru mengembang saat tekanan tubuh berkurang hingga pada level ekstrem, paru-paru bisa membengkak.
Di sini penyelam tak boleh menahan napas dan tetap harus bernapas secara teratur.
6. Peralatan yang rusak
Alat pengukur kedalaman dan regulator yang rusak dapat menyebabkan penyelam tenggelam.
Hal ini karena penyelam handal pun tetap bergantung pada alatnya saat di dalam air.
7. Serangan dari makhluk laut
Penyelam akan berhadapan dengan banyak makhluk laut yang kadang berbahaya.
Bayangkan saja, tahu-tahu bertemu dengan hiu, landak laut, ular laut beracun atau karang tajam yang bisa mengoyak tubuh mereka dalam sekejap.
(*)