Baca Juga : Hotman Paris Merasa Janggal dengan Pecahnya Black Box Pesawat Lion Air Jatuh
"Pesawat itu saya duga karena rusak angle of attack sensor. Itu memberikan sinyal palsu kepada komputer, akibatnya pesawat itu dipaksa turun hidungnya oleh komputer, sehingga pesawatnya itu stall," terang Kapten Rendy.
Penjelasan Kapten Rendy tersebut tampak sama seperti pernyataan yang ada di laman boeing.com pada buletin panduan operasional untuk kru Boeing 737 MAX 8 dalam buletin bernomor TBC-19 yang terbit tanggal 6 November 2018.
Pada judul Uncommanded Nose Down Stabilizer Trim Due to Erroneous Angle of Attack (AoA) During Manual Flight Only.
Baca Juga : Hotman Paris Berikan Pencerahan Hukum Kepada Keluarga Korban Pesawat Lion Air Jatuh, Ada Dua Pilihan!
Jika diterjemahkan adalah mekanisme stabilitator trim yang membuat hidung pesawat turun sendiri, akibat pembacaan sensor Angle of Attack (AoA) yang kacau, hanya saat terbang manual.
Data dari sensor yang membaca AoA ini salah satunya digunakan untuk mencegah pesawat masuk ke kondisi stall (kehilangan daya angkat).
Secara sederhana, Angle of Attack adalah sudut yang dibentuk dari naik-turunnya bodi (moncong/hidung) pesawat dengan arah gerak pesawat.
Misalnya saat fase mendarat, pesawat membutuhkan Angle of Attack tinggi, hidung naik ke atas sembari terbang menurunkan ketinggian.
Hidung pesawat menjadi turun, mengurangi AoA, sehingga airspeed akan bertambah dan pesawat keluar dari kondisi stall.
Dalam unggahan di Instagram Hotman Paris yang lain, Kapten Rendy tampak menyarankan agar pesawat jenis tersebut sebaiknya di grounded.