Baca Juga : Hari Pahlawan : Kisah Cinta Bung Tomo dan Sulistina yang Bertemu di Kala Perang
"Kalau begitu, saudara dapat bekerja sama dengan saya.
"Sebaiknya saudara menjadi istri saya saja," kata Sayuti Melik kepada Trimurti.
Terkejut dengan kata-kata Sayuti Melik ini, Trimurti kemudian meminta waktu untuk berpikir terlebih dahulu.
Baca Juga : Hari Pahlawan: Mengenal Jembatan Merah, Saksi Bisu Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Keduanya pertama kali bertemu pada 1937.
Kala itu Trimurti bekerja sebagai pembantu tetap di harian Sinar Selatan, sementara Sayuti Melik juga bekerja di sana sebagai penulis.
Sayuti Melik dan Trimurti memiliki perbedaan pendapat soal politik.
Baca Juga : Hari Pahlawan: Menilik Kondisi Terkini 4 Titik Lokasi Pertempuran di Surabaya Pada 10 November 1945
Bukan hanya itu, Trimurti juga masih bertanya-tanya apakah ia mencintai Sayuti Melik, dan begitu juga sebaliknya.
Akhirnya Trimurti pun memutuskan menerima pinangan Sayuti Melik, menikahlah mereka pada 19 Juli 1938.
Meskipun begitu, kehidupan pernikahan mereka tak selalu dilalui bersama-sama.