Find Us On Social Media :

Hari Pahlawan : Kisah Cinta Sayuti Melik sang Pengetik Naskah Proklamasi dengan Pengibar Bendera Pusaka Pertama yang Kandas Akibat Wanita Lain

By Andika Thaselia, Jumat, 9 November 2018 | 15:14 WIB

Dalam rangka Hari Pahlawan, simak kisah cinta Sayuti Melik sang Pengetik Naskah Proklamasi dengan pengibar bendera pusaka pertama.

Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi

Grid.ID - Menyongsong Hari Pahlawan ini kita akan mengenang kisah cinta Sayuti Melik, sosok pengetik naskah Proklamasi.

Sebagai sosok yang berjasa di hari kemerdekaan Indonesia, di Hari Pahlawan ini kita akan membahas sisi lain sang Pengetik Naskah Proklamasi, lewat kisah cinta Sayuti Melik.

Kisah cinta Sayuti Melik akan dihadirkan Grid.ID kali ini dalam rangka Hari Pahlawan yang jatuh besok (10/11/2018).

Baca Juga : Kumpulan Ucapan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2018 untuk Membangkitkan Semangat Nasionalisme

Bicara soal Sayuti Melik, tentu kita akan kembali teringat ke pelajaran IPS, PKPS, PPKn, atau PKN di bangku sekolah dulu.

Sosok Sayuti Melik adalah pengetik naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Tak jauh-jauh dari perjuangan kemerdekaan Indonesia, Sayuti Melik pun jatuh cinta kepada sosok yang terlibat di dalamnya.

Baca Juga : Hari Pahlawan: Mengenal Sosok H.O.S Tjokroaminoto yang Masih Punya Hubungan Darah dengan Maia Estianty

Seperti yang sebelumnya diulas oleh Budi Setiyono di Historia, Sayuti Melik jatuh cinta pada seorang anggota pasukan pengibar bendera pusaka pertama.

Wanita yang beruntung tersebut bernama Surastri Karma (SK) Trimurti, lebih dikenal dengan nama Trimurti.

Menurut pemberitaan yang dimuat oleh Kompas.com, Trimurti lahir di Boyolali, Jawa Tengah, pada 11 Mei 1912.

Baca Juga : Hari Pahlawan: Mengenal Sosok Laksamana Malahayati, Pembentuk Pasukan Janda Prajurit Aceh yang Gugur di Medan Perang

Trimurti merupakan seorang lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Selama masa pergerakan, Trimurti aktif di Partai Indonesia (Partindo).

Selain itu, ia juga berkarier sebagai guru SD.

Baca Juga : Hari Pahlawan: Mengenal Sosok Moestopo, Penolak Kedatangan Inggris yang Dijuluki Pemberontak oleh Bung Karno

Lalu bagaimana kisah cintanya dengan Sayuti Melik?

Historia menyebut bahwa keduanya, "Menikah dengan satu ikrar: berjuang bersama."

Dan memang Sayuti Melik serta Trimurti sama-sama aktif berjuang dalam kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga : Hari Pahlawan: Mengenal 7 Jejak Pertempuran Para Pahlawan 10 November

Historia menuliskan bahwa kedua remaja ini, Sayuti Melik dan Trimurti, kerap berdebat dan bertukar pikiran.

Yang dibahas pun bukan hal yang main-main, seputar teori, strategi, dan siasat perjuangan.

Lalu suatu ketika tanpa disangka-sangka, Sayuti Melik mengatakan hal yang bisa membuat jantung setiap wanita berdegup lebih kencang, termasuk Trimurti.

Baca Juga : Hari Pahlawan : Kisah Cinta Bung Tomo dan Sulistina yang Bertemu di Kala Perang

"Kalau begitu, saudara dapat bekerja sama dengan saya.

"Sebaiknya saudara menjadi istri saya saja," kata Sayuti Melik kepada Trimurti.

Terkejut dengan kata-kata Sayuti Melik ini, Trimurti kemudian meminta waktu untuk berpikir terlebih dahulu.

Baca Juga : Hari Pahlawan: Mengenal Jembatan Merah, Saksi Bisu Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

Keduanya pertama kali bertemu pada 1937.

Kala itu Trimurti bekerja sebagai pembantu tetap di harian Sinar Selatan, sementara Sayuti Melik juga bekerja di sana sebagai penulis.

Sayuti Melik dan Trimurti memiliki perbedaan pendapat soal politik.

Baca Juga : Hari Pahlawan: Menilik Kondisi Terkini 4 Titik Lokasi Pertempuran di Surabaya Pada 10 November 1945

Bukan hanya itu, Trimurti juga masih bertanya-tanya apakah ia mencintai Sayuti Melik, dan begitu juga sebaliknya.

Akhirnya Trimurti pun memutuskan menerima pinangan Sayuti Melik, menikahlah mereka pada 19 Juli 1938.

Meskipun begitu, kehidupan pernikahan mereka tak selalu dilalui bersama-sama.

Baca Juga : Hari Pahlawan : Seperti Bung Tomo, Inilah K'tut Tantri, Wanita Asing Pemberi Semangat Pejuang dalam Pertempuran Surabaya

Baik Sayuti Melik maupun Trimurti sering dijebloskan ke penjara.

Historia menyebut, "Mereka berganti-ganti mengurus rumah tangga mereka dan anak bagi mereka."

Menjalani pernikahan tak membuat Trimurti dan Sayuti Melik lupa akan misi kemerdekaan.

Baca Juga : Hari Pahlawan 2018 : Ternyata Maia Estianty dan 3 Seleb Berikut adalah Keturunan Pahlawan Indonesia

Mereka tetap berjuang dengan cara masing-masing, tapi tetap berusaha melindungi satu sama lain.

Hingga akhirnya mereka bisa benar-benar selalu bersatu setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 1945.

Meskipun kerap terpisah sebelum kemerdekaan, keduanya tetap punya sisi romantis.

Baca Juga : Hari Pahlawan : 73 Tahun Berlalu, Begini Kondisi Hotel Yamato Sekarang Tempat Dirobeknya Bendera Belanda

Di pertengahan 1950 saat itu Trimurti pernah mendapat pesan bahwa Sayuti Sakit keras.

Dari Jakarta, Trimurti segera bergegas ke Yogyakarta tempat Sayuti Melik.

Ternyata, sesampainya di sana, Sayuti Melik tidak sakit.

Baca Juga : Hari Pahlawan : Bukan Hanya Brigjen Mallaby, Ada Satu Lagi Perwira Inggris yang Tewas dalam Pertempuran 10 November Surabaya

Ia hanya ingin bertemu dengan Trimurti.

Namun rupanya kisah cinta kedua pejuang ini tak semulus itu.

Pada akhirnya Sayuti Melik jatuh cinta pada Siti Rancari.

Baca Juga : Sejarah Hari Santri Nasional yang Diperingati Setiap 22 Oktober, Ternyata Berkaitan dengan Kemerdekaan Indonesia

Berusaha menerima kenyataan yang ada, Trimurti dan Sayuti Melik pun akhirnya bercerai pada 8 Juli 1969.

Walaupun begitu, hubungan keduanya tidak diwarnai konflik meski sudah hidup masing-masing.

Menurut catatan data di Wikipedia, Sayuti Melik meninggal pada 24 Februari 1989 setelah mengalami sakit selama setahun.

Baca Juga : Tak Hanya Indonesia, Ternyata Negara Ini Juga Rayakan Kemerdekaan Pada 17 Agustus

Ia kemudian dimakamkan di TMP Kalibata.

Sementara itu, Trimurti meninggal pada 20 Mei 2008 pada usia 96 tahun.

Jenazahnya juga dimakamkan di TMP Kalibata. (*)