Menanggapi tragedi yang terjadi saat berlangsungnya drama kolosal Surabaya Membara, Catut Sutiyatmoko, pun menjelaskan saat itu sang masinis sudah melakukan segala upaya.
Namun seperti yang sudah diketahui, kereta api tidak bisa berhenti seketika begitu saja.
"Jalur itu kecepatannya sangat rendah antara 30 - 45 km/jam dan pada saat kejadian itu masinis sudah berusaha membunyikan semboyan 35."
"Disamping itu juga masinis sudah berupaya mengurangi kecepatan namun kereta api kan tidak bisa mengerem mendadak," lanjut Catut.
Ia juga menyebutkan alasan lain dibalik berjatuhannya korban saat itu. Menurutnya, banyaknya warga yang berdesak-desakan juga menjadi salah satu faktor munculnya korban jiwa.
"Di jembatan itu posisinya bergerombol banyak orang di situ."
"Begitu kereta api lewat walaupun kecepatan rendah tapi mereka saling berdesak-desakan karena berusaha menyelamatkan diri jadi menempel di tembok viaduk, tapi karena mereka terlalu banyak ada yang beberapa di situ sehingga jatuh ke bawah," pungkas Catut.