Grid.ID - Obat gosok ternyata tak selalu memberi manfaat, terutama pada bayi.
Karenanya, perlu kehati-hatian dalam memilih obat gosok bila ingin menghangatkan dada bayi.
Seberapa bahayanya obat gosok untuk bayi, simak tulisan Drs. Suharjono, M.S, yang pernah dimuat di Majalah Intisari edisi September 2000, berikut ini.
University of Iowa Hospital and Clinics, AS, memberitakan temuan mutakhirnya: seorang anak perempuan berusia dua bulan tanpa diduga mengalami gangguan hati.
Itu terjadi setelah ibunya mengoleskan cukup banyak obat gosok pada leher dan dadanya, tiga kali sehari selama lima hari berturut-turut.
Untunglah, setelah pemberian obat gosok dihentikan, hati si bayi normal kembali.
Baca Juga : Taman Neraka Jadi Salah Satu Tempat Wisata yang Unik di Dunia
Menurut Dr. Warren Bishop, direktur gastroenterologi anak universitas tersebut, obat gosok memang baunya enak dan membuat kulit terasa hangat.
Namun, kalau obat itu mengandung kamfer, bisa mematikan sel-sel hati, bahkan dikhawatirkan bisa menyebabkan kematian kalau sampai termakan bayi.
Bayi memang sangat mudah keracunan karena kulitnya masih tipis dan peka.
Lagi pula luas permukaan yang kena gosok relatif besar dibandingkan dengan berat total tubuhnya.
Gejala gangguan pada bayi teracuni obat gosok mengandung kamfer melalui kulit misalnya pembengkakan pada lipatan paha.
Padahal, pelbagai merek dagang obat gosok berkamfer dijual bebas di Indonesia.
Karena harganya relatif murah, masyarakat dari golongan terbawah sampai teratas banyak menggunakannya untuk mengobati pilek, sakit perut, pegal linu, dll.
Bacalah informasi di kemasan
Kamfer merupakan senyawa organik turunan terpin siklik; berasal dari tanaman Cinnamomum camphora (Lauraceae) (banyak terdapat di Cina, Taiwan, dan Jepang - Red.).
Bentuknya kristal berwarna putih, baunya khas aromatik, dan dapat menguap. Rasanya pahit, tapi bisa menyejukkan.
Baca Juga : Berhasil Turunkan Berat Badan Sebanyak 141 Kg, Kulit Wanita Ini Menggantung Seberat 3 Kg
Menurut catatan sejarah, pada awalnya bahan ini dipakai sebagai afrodisiak (perangsang nafsu seks), kontrasepsi, abortifasien, serta supresor laktasi (penekan pembentukan susu).
Belakangan, kamfer sudah dibuat secara sintetik dan kebanyakan dimanfaatkan sebagai antiseptik dan rubefasien (pengiritasi kulit).
Kamfer di sini lain dengan kamfer yang digunakan untuk pengharum kamar, mobil, toilet, atau untuk mengusir serangga di almari kayu yang berisi buku atau pakaian.
Jenis ini disebut kapur barus (kamfer borneo) yang diperoleh dari endapan dalam celah-celah dan rongga kayu tanaman Dryobalanops aromafica (familia Dipterocarpaceae) asal Kalimantan dan Sumatra.
Kapur barus warnanya putih kekuningan sampai kuning kecoklatan, baunya khas mirip kamfer. Senyawa aktif dari kapur barus adalah d-borneol.
Adakalanya bila untuk keperluan pengharum dan pengusir serangga digunakan senyawa organik Naftalena.
Saat seseorang merasa demam, obat gosok mengandung kamfer untuk obat gosok tadi sering digosokkan pada dada atau dihirup sebagai inhalasi.
Pada umumnya sediaan kamfer dalam obat paten tidak hanya mengandung kamfer, tetapi ditambah bahan aktif seperti mentol, metilsalisilat, Egenol, minyak Ekaliptis, dll.
Baca Juga : The Grinch Si Monster Hijau yang Menemani Malam Natalmu Nanti
Dulu memang kamfer pernah digunakan sebagai obat influenza, analgesik, serta gangguan tenggorokan.
Pada pemakaian secara oral, kamfer akan terabsorpsi baik dan dapat terdeteksi dalam darah setelah 20 menit ditelan.
Belakangan, setelah di ketahui dampak penggunaan kamfer oral ataupun tetes hidung tidak dipraktikkan lagi.
Pasalnya, bila kelebihan dosis kamfer bisa mengakibatkan iritasi lambung, mual, dan muntah.
Bahkan, bisa terjadi keracunan hati dan bila menembus plasenta, bisa menyebabkan kematian janin.
Cerita seram menyangkut kamfer sebenamya sudah pernah diangkat dalam sebuah literatur ilmiah tahun 1954.
Di situ dipaparkan bagaimana seorang bayi berusia 19 bulan menelan sesendok teh (5 ml) kamfer oli (setara 1 g kamfer).
Setelah tiga jam, timbul gejala keracunan berupa muntah hebat, kejang dan koma, sampai akhirnya bayi malang itu meninggal.
Dalam tubuhnya ditemukan tekanan intrakranial (tekanan pada tengkorak).
Baca Juga : Maia Estianty Resmi Menikah dengan Irwan Mussry, Ahmad Dhani Menyesal Bercerai
Ada lagi seorang bayi lain berusia dua bulan menderita gejala keracunan setelah diberi obat batuk mengandung kamfer. Untunglah ia berhasil ditolong.
Kamfer, walaupun berasal dari bahan alami, jangan dianggap tidak berbahaya.
Secara umum keracunan kamfer pada dosis kecil akan menimbulkan gejala rasa terbakar pada mulut dan tenggorokan, tercium bau kamfer pada napas, rasa haus, dan muka tebal.
Pada dosis besar, bahkan bisa terjadi spasme, kejang tidak spesifik, napas lambat, mual dan muntah, rasa sakit pada lambung, tekanan nadi cepat, malas, dan perilaku irasional.
Namun, patut diperhatikan bahwa seberapa jauh akibat yang ditimbulkan tergantung pada pelbagai faktor, seperti dosis yang ditelan, usia korban, bobot badan, serta kondisi umum korban.
Karena setiap produk kandungan kamfer di dalamnya berbeda-beda, maka kekuatannya pun berbeda.
Terakhir, kapan (berapa jam sebelumnya) korban menelan pun ikut menentukan kondisinya.
Bila sampai terjadi keracunan, tentu saja korban harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan pertama, seperti pemberian alat bantu pernapasan, pencucian lambung, dan pemberian obat-obatan untuk mengatasinya.
Agar cepat, pihak rumah sakit perlu memperoleh informasi tentang semua hal di atas sebelumnya.
Obat gosok ataupun inhaler berkamfer untuk orang dewasa yang kini banyak dijual di pasaran, umumnya aman. Namun, jangan diberikan kepada anak-anak, khususnya di bawah usia dua tahun.
Baca Juga : Bahaya! Vape Likuid 5-Fluoro ADB, Bisa Membuat Si Pemakai Nge-fly
Pasalnya, pada produk-produk itu terdapat kandungan kamfer, mentol, serta metil-salisilat yang umumnya tinggi dan langsung ke pernapasan.
Maka baik sekali kita mengingat, saat mengolesi anak-anak dengan balsem, jangan sampai tertelan ataupun dimasukkan ke dalam lubang hidung, karena rasanya akan panas.
Kalau pun menggunakan balsem, pilihlah yang mengandung bahan aktif rendah sehingga tidak terlalu panas.
Mengoleskannya pun cukup di daerah leher atau dada, sehingga uapnya hanya akan terhirup sedikit demi sedikit.
Jangan pula sampai terkena mata karena akan mengiritasi mata. Kalau sampai terjadi iritasi pada kulit, misalnya kulit menjadi kemerahan dan pedih, segeralah bawa ke dokter terdekat, agar cepat dapat dinetralisir.
Badan Pengawasan Makanan dan Obat AS (FDA) memang telah menyatakan, produk-produk obat gosok yang mengandung mentol serta minyak kayu putih itu aman, sejauh tidak digunakan pada bayi.
Bahkan, pada produk tertentu telah dicantumkan peringatan bahwa obat gosok tersebut hanya untuk meringankan gejala pilek dan batuk karena flu pada penderita usia dua tahun ke atas!
Karena itu, amat bijak bila sebelum menggunqkan obat gosok pada bayi, orang tua membaca dengan saksama semua informasi pada kemasannya.
Artikel ini pernah tayang di Intisari Online dengan judul,"Bayi Ini Alami Gangguan Hati, Ternyata Gara-gara Diolesi Minyak Gosok oleh Ibunya, Kok, Bisa"