Baca Juga : Fakta Baru Pembunuhan Jamal Khashoggi, Rupanya Dipancing untuk Datang ke Turki Sebelum Dibunuh
Diwartakan Sabah, sumber dari kantor jaksa penuntut menerangkan bahwa tim penyelidik telah mengklaim bahwa timnya menemukan bukti adanya cairan asam dan bahan kimia lainnya.
Dalam penyelidikan yang dilakukan sejak Oktober, sampel bukti tersebut didapat dari rumah dinas Konsul Jenderal Saudi di Turki, Mohammed al-Otaibi.
"Penyelidik percaya jenazah Khashoggi dilenyapkan menggunakan cairan asam hingga mencair, dan dibuang ke saluran air," demikian ulasan Sabah seperti yang dikutip Grid.ID dari tribunnews.com.
Baca Juga : Potongan Jenazah Jamal Khashoggi Dilaporkan Ditemukan di Rumah Konjen Saudi di Istanbul
Sebelumnya, penasihat Presiden Recep Tayyip Erdogan, Yasin Aktay, meyakini jenazah jurnalis berusia 59 tahun itu sengaja dipotong agar lebih mudah dilenyapkan.
"Kini kami telah melihat bahwa mereka tidak sekadar membunuh dan memutilasi, namun juga membuat jenazah Khashoggi lenyap," tutur yasin Aktay.
Khashoggi dibunuh pada 2 Oktober ketika mendatangi gedung Konsulat Saudi di Istanbul untuk mengurus dokumen formalitas pernikahannya dengan sang kekasih, Hatice Cengiz.
Baca Juga : Perbedaan Teori Pembunuhan Jamal Khashoggi Versi Turki dan Arab Saudi
Kantor Jaksa Penuntut Turki menjelaskan, Jamal Khashoggi dicekik setelah dia memasuki gedung.
Setelah itu jenazahnya dimutilasi oleh sebanyak 11 orang.
Sementara itu, Saudi diketahui mengirim tim berjumlah 11 orang berisi pakar kimia dan racun untuk membersihkan bukti atas kasus pembunuhan yang dilakukan pada Jamal Khashoggi.
Baca Juga : Pernyataan Saudi Soal Pembunuhan Jamal Khashoggi, Trump: Ada Penipuan dan Kebohongan
Ahmad Abdulaziz al-Janobi dan Khaled Yahya bersama sembilan orang lainnya berkunjung ke Istanbul pada 11 Oktober, sembilan hari setelah Khashoggi dilaporkan menghilang.
Mereka berada di sekitar konsulat setiap hari hingga 17 Oktober, sebelum bertolak menuju Arab Saudi tiga hari kemudian.
Sejak mengumumkan Khashoggi tewas karena pembunuhan berencana, hingga saat ini Riyadh masih belum menunjukkan di mana jenazah kolumnis The Washington Post itu dikebumikan.
(*)