Laporan wartawan Grid.ID, Novita D Prasetyowati
Grid.ID - Kisah perjuangan bocah penyandang disabilitas kelas 3 SD asal Sukabumi bernama Mukhlis Abdul Holik yang selalu merangkak saat berangkat ke sekolah dengan jarak tempuh 3 km dari rumahnya.
Mukhlis Abdul Holik alias Adul merupakan bocah penyandang disabilitas asal Sukabumi, Jawa Barat yang harus merangkak 3 Km untuk menuju ke sekolah.
Adul saat ini diketahui berusia 8 tahun dan sudah setahun menempuh perjalanan menuju ke sekolah dengan cara merangkak 3 km.
Baca Juga : Kisah Inspiratif Fotografer Asal Manado yang Tempuh Jarak 1.100 Km Dengan Motor untuk Abadikan Gempa Palu
Perjuangan Adul yang merangkak menuju ke sekolah sejauh 3 km dilakukannya lantaran kondisi fisiknya yang tidak memiliki kaki seperti orang pada umumnya.
Seperti yang diwartakan Kompas.com, Adul merupakan anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Dadan Hamdani (52) dan Pipin (48) (11/11/2018).
Adul diketahui mengalami kelainan fisik pada bagian kedua kakinya sejak lahir dan kelainan pada bagian tenggorokannya.
Baca Juga : Kisah Inspiratif Jessica Cox, Wanita Pertama yang Mendapat Lisensi Pilot Meski Ia Tak Memiliki Lengan
Anak yang lahir pada 8 April 2010 tersebut mencuri perhatian publik lantaran kisah perjuangannya menempuh jarak sejauh 3 km dengan merangkak untuk menuju ke sekolah.
Adul diketahui selalu merangkak dengan dibantu kedua belah tangannya yang menumpu tubuhnya.
Meskipun memiliki keterbatasan fisik dan finansial, Adul yang berangkat sekolah dengan cara merangkak sejauh 3 km menjadi wujud adanya semangat yang tinggi untuk menempuh pendidikan.
Baca Juga : Kisah Inspiratif Jessica Cox, Wanita Pertama yang Mendapat Lisensi Pilot Meski Ia Tak Memiliki Lengan
Adul bersama keluarganya diketahui tinggal di kaki perbukitan Gunung Walat, Kampung Cikiwul RT 01 RW 01, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Tempat tinggalnya yang ada di kaki perbukitan tersebut membuat Adul harus melintasi jalan setapak yang menurun dan menanjak.
Tak hanya itu, kondisi jalanan akan berubah menjadi licin dan berbahaya, sehingga menyulitkan langkahnya saat hujan turun.
Baca Juga : Seorang Pustakawan yang Selamatkan Banyak Orang dari Overdosis, Inilah Kisah Inspiratif dari Chera Kowalski
''Perjalanan seperti ini sudah biasa setiap hari,'' ungkap ibunda Adul, Pipin saat berbincang dengan Kompas.com di sela perjalanan pulang dari sekolah menuju rumahnya (10/11/2018).
Ibunda Adul juga mengaku, sebenarnya anaknya tidak perlu merangkak menuju ke sekolah karena bisa menumpang motor ojek sekitar 1 kilometer dengan ongkos Rp 7.000,- sekali jalan.
Namun, ia juga menerangkan kondisi kehidupannya yang pas-pasan membuat Adul terpaksa harus merangkak menuju ke sekolah sejauh 3 km.
Baca Juga : Deddy Corbuzier Blak-blakan Ceritakan Perjuangan Hidupnya, Ditolak Stasiun TV sampai Bisnis Bangkrut
''Kalau ada uangnya kami pakai ojek. Tapi kalau lagi enggak ada uang ya terpaksa berjalan kaki sampai sekolah begitu juga pulangnya,'' terang Pipin.
Pipin juga tampak menerangkan bahwa Adul selalu melintasi jalan yang khusus, sehingga hanya perlu menempuh jarak 3 km.
Sebelumnya jika ia lewat perjalanan dari rumah ke sekolah lewat jalan kampung utama bisa menempuh jarah sekitar 5 km.
Baca Juga : Kisah Perjuangan Hidup Korban Gempa Palu dan Gelombang Tsunami, Subaini dan Ketiga Anaknya
Saat ini, Adul selalu melintasi bagian dalam kampus SMA Pesantren Unggul Al Bayan setiap kali berangkat dan pulang sekolah.
''Alhamdulillah, kami sudah mendapatkan izin dari kepala sekolah Al Bayan. Sehingga perjalanan lebih singkat,'' tutur Pipin dengan rasa senang.
Setiap harinya, perjalanan Adul ke sekolah selalu diiringi sang ibu dan kakaknya, Abdul Fatah Nurdin Salam (11) yang sudah duduk di kelas 6 SD.
Baca Juga : Unggah Foto Kamar Super Sempit, Robby Purba Ceritakan Awal Perjuangan Hidupnya di Jakarta
Saat menempuh perjalanan, Adul beberapa anak tangga, melintasi jalan menanjak dan curam, serta menyeberangi jembatan bambu di atas sekolan.
Adul yang penuh semangat menuntut ilmu tersbeut mengaku memiliki cita-cita sebagai petugas pemadam kebakaran.
Selain itu, ternyata ada cita-cita yang lainnya yaitu sebagai dokter.
Baca Juga : Miliki Suami Berprofesi Pilot, Berikut Rumah Mertua Fitri Carlina di Sukabumi
''Ingin menjadi pemadam kebakaran biar bisa menolong orang lain,'' jawab Adul dengan suara parau karena terganggu tenggorokannya.
Begitu juga kalau menjadi dokter, lanjut dia, tujuannya juga sama, untuk membantu orang lain, terutama yang sedang mengalami sakit.
Apalagi, Adul mengakui pernah beberapa kali diperiksa oleh dokter saat sakit.
Baca Juga : Kronologi Lengkap Bus Masuk Jurang di Cikidang, Sukabumi yang Tewaskan 21 Orang
''Waktu itu sakit panas, batuk dan sakit telinga. Sama dokter perutnya diperiksa dan dikasih obat, menjadi dokter bisa menolong orang yang sakit,'' tutur dia.
Tak hanya itu, dalam sebuah video wawancara yang dilakukan dengan Euis Hodijah, Guru sekolah Adul mengaku meskipun memiliki kekurangan tetapi Adul tidak pernah merasa minder.
Bahkan, Adul terbilang anak yang pandai bergaul dengan teman-temannya.
"Kemudian meskipun dia ada kekurangan, dia gak merasa minder, bergaul dengan temannya pun baik," terang Euis Hodijah seperti yang Grid.ID lansir dari channel YouTube Adinda Official (11/11/2018).
(*)