Grid.ID - Korban Drama Kolosal Surabaya Membara tak dapat santunan, walikota Surabaya Tri Rismaharini memastikan hal itu.
Tri Rismaharini berkata demikian lantaran Drama Kolosal Surabaya tak berizin.
Menurut Tri Rismaharini, yang mendasari pernyataan drama kolosal Surabaya Membara tak berizin adalah tidak adanya koordinasi penyelenggara dengan Pemerintah Kota Surabaya.
Dikutip dari Grid.ID dan Surya Malang, Minggu (11/11) pasalnya Pemkot Surabaya tak tak menerima surat izin dari panitia mengenai drama kolosal yang berujung tragedi itu.
Baca Juga : Cantik Bak Model Kelas Atas, Identitas Asli Selebgram Ini Bikin Melongo
Tri Risma mengaku tak ada koordinasi dari panitia dengan pihaknya.
"Kami tidak ada koordinasi," ujar Tri Risma.
"Tahun ini yang jelas, saya tidak ngomong tahun kemarin, tapi tahun ini tidak ada," tambahnya.
Beliau juga mengungkapkan tidak ada pejabat di tingkat daerah yang mengetahui secara resmi penyelengaraan drama kolosal itu.
Baca Juga : Lady Dai, Mumi yang Ingin Hidup Mewah di Akhirat dengan Membawa Harta Benda ke Peti Matinya
Padahal acara seperti itu harus mendapat izin dari pemkot Surabaya maupun camat atau sekretaris daerah.
"Jadi, pertama kami tidak tahu, saya cek mulai camat, semua asisten sekretaris daerah semalam tidak ada yang tahu," lanjut Tri Rismaharini.
Pemkot Surabaya bahkan baru tahu adanya drama kolosal ini setelah adanya tragedi.
"Saya pun nggak ngerti, saya tahu setelah kejadian, jadi tidak ada surat pemberitahuan dan izin sama sekali," tegas Tri Rismaharini.
Baca Juga : Sada Abe, Geisha Pembunuh yang Mutilasi Kemaluan Kekasihnya Karena Dibakar Api Cemburu
Meski begitu, pemkot Surabaya menegaskan tetap akan memastikan korban dalam tragedi ini mendapatkan penaganan medis sebaik mungkin.
"Semampu kami, karena kan ada yang lukanya parah. Ini juga masih ada yang kondisi kritis," ujar Tri Risma.
"Jadi sekali lagi semampu kami," tambahnya.
Namun tetap saja para korban tak mendapat uang santunan.
Hal ini disampaikan sendiri oleh walikota Surabaya itu.
"Kita nggak ada uang santunan, nggak bisa karena kalau dikasih satu harus semua."
"Saya sudah sampaikan ini ke Pak Sekda (sekretaris daerah, red.), yang jelas sampai perawatan tuntas."
"Kita nggak bisa kasih santunan karena lihat uang kita nggak ada cash, ini untuk santunan (hari, red.) pahlawan kita urunan," ujar Tri Rismaharini.
(*)