Find Us On Social Media :

Insiden Tenerife Airport, Kecelakaan Pesawat Paling Fatal yang Pernah Terjadi Sepanjang Sejarah Penerbangan

By Ulfa Lutfia Hidayati, Senin, 12 November 2018 | 19:45 WIB

Insiden Tenerife Airport, Kecelakaan Pesawat Paling Fatal yang Pernah Terjadi Sepanjang Sejarah Penerbangan

Laporan Wartawan Grid.ID, Ulfa Lutfia Hidayati

Grid.ID - Moda transportasi pesawat menjadi pilihan favorit kebanyakan orang untuk bepergian.

Selain waktu tempuh yang lebih singkat, pesawat terbang juga dinilai paling aman dibandingan dengan moda transportasi lain.

Namun, bukan berarti berpergian dengan pesawat terbang tak memiliki risiko.

Baca Juga : Kisah Mantan Pramugari Lion Air yang 2 Kali Jadi Korban Kecelakaan Pesawat, Hingga Harus Kehilangan Tulang Pipi

Tak sedikit kecelakaan yang terjadi pada moda tranportasi udara ini baik penerbangan dalam negeri maupun luar negeri.

Sebut saja peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang membuat seluruh masyarakat Indonesia berduka.

Selain itu, rupanya masih ada kecelakaan pesawat yang cukup fatal bahkan menelan banyak korban jiwa.

Baca Juga : Tak Ingin Ribut Soal Santunan, Istri Korban Kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610 Mengaku Ikhlas

Insiden Tenerife Airport menjadi satu di antara kecelakaan pesawat paling buruk yang terjadi sepanjang sejarah penerbangan.

Berikut Grid.ID telah rangkum fakta seputar insiden kecelakaan pesawat tersebut dari berbagai sumber.

1. Terjadi pada 27 Maret 1977

Kecelakaan ini terjadi pada 27 Maret 1977 di bandara Los Rodeos (sekarang Tenerife North Airport), di Pulau Tenerife, Canary Island, Spanyol.

Baca Juga : Istri Korban Kecelakaan Pesawat Lion Air JT610 Ceritakan Sikap sang Suami yang Berbeda Sebelum Pergi ke Pangkalpinang

2. Kedua pesawat yang mengalami kecelakaan tak seharusnya mendarat di bandara Tenerife

Karena insiden terorisme yang terjadi di Gran Canaria Airport akhirnya membuat pesawat KLM Flight 4805 dan Pan Am Flight 1736 dialihkan ke bandara Tenerife.

Naas, kedua pesawat tersebut justru mengalami tabrakan hingga tercatat sebagai kecelakaan transportasi udara paling mematikan.

Baca Juga : Kehilangan 4 Anggota Keluarga, Seorang Nenek Sempat Pingsan saat Penyerahan Jenazah sang Cucu yang Jadi Korban Kecelakaan Pesawat Lion Air JT610

3. Kronologi kejadian

Kondisi bandara yang penuh membuat dua pesawat ini harus bergantian menunggu instruksi dari menara pusat bandara untuk melakukan take off.

Dilansir dari express.co.uk, saat itu pesawat KLM diminta untuk menahan posisi mereka sementara pesawat Pan Am diizinkan untuk melakukan take off melalui exit C3.

Namun karena kabut yang tebal membuat pesawat Pan Am keliru dan justru mengambil exit C4.

Baca Juga : Hadiri Serah Terima Korban Kecelakaan Pesawat Lion Air JT610, Seorang Ibu Menangis Sampai Tak Kuat Berdiri saat Lihat Peti Jenazah

Kecelakaan pun terjadi saat pesawat KLM mengambil inisiatif untuk melakukan take off tanpa mengetahui pesawat Pan Am yang masih ada di jalurnya.

Tabrakan antara kedua pesawat Boeing 747 ini akhirnya tak dapat dihindari.

4. Salah satu kecelakaan dengan catatan korban terparah

Tabrakan yang terjadi antara dua pesawat ini menewaskan total 583 penumpang.

Dikutip dari Telegraph, kecelakaan tersebut membuat semua penumpang yang terdiri dari 14 kru dan 234 penumpang dalam pesawat KLM tewas.

Baca Juga : Isak Tangis Keluarga Warnai Proses Penyerahan Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Lion Air JT610

Sementara itu, hanya 61 orang yang berhasil selamat dari pesawat Pan Am yang membawa total 396 penumpang.

5. Miskomunikasi dan kondisi cuaca diduga menjadi faktor utama penyebab kecelakaan ini

Dilansir Grid.ID dari Owlcation.com, berdasarkan hasil investigasi diketahui bila faktor cuaca yang berkabut menjadi salah satu alasan yang menyebabkan kecelakaan ini terjadi.

Kabut tebal yang mengganggu jarak pandang membuat pilot KLM dan Pan Am tidak bisa melihat dan mengantisipasi satu sama lain hingga berakhir dengan tabrakan.

Baca Juga : Ibunda Korban Kecelakaan Pesawat Lion Air JT610 Mimpi Anaknya Sudah Terdampar

Selain itu, pilot pesawat KLM diduga salah mendengar instruksi dari menara pusat bandara dan langsung melakukan take off tanpa mendapatkan instruksi lebih lanjut perihal kesiapan jalur bandara.

(*)